Written by Bitesuchi | |
Monday, 31 March 2008 | |
![]() Catholics mark, name and celebrate special feast and seasons with gusto and color in a Liturgical Year, but the liturgical year is not primarily about vestment colors, ashes and palms, poinsettias and Easter lilies. The liturgical year is the Church's way of providing a glimpse of the way God's time breaks into our time. The liturgical year also marks time through the weekly readings and feast days. Scripture readings tell the stories of God's faithfulness and Jesus' life, death and resurrection; special feast days recognize events in Jesus' life as well as the lives of Mary and the saints. |
Sunday, April 13, 2008
Church Season
LAGU TEMA SYD2
Lagu Tema | ![]() | ![]() |
Written by Administrator | |
Friday, 07 March 2008 | |
JADILAH SAKSI-KU Tuhan curahkanlah kuasa Roh-Mu (Chorus) Dengan satu suara bernyanyi (dengan satu suara bernyanyi) (Bridge)
Lirik oleh: Main Organising Team |
Pesanan Bapa Suci

Para sahabat belia yang saya kasihi,
1. Hari Belia Sedunia yang ke-XXII
Saya selalu mengingati dengan penuh gembira tentang beberapa perayaan yang kita adakan bersama di Cologne pada Ogos 2005. Di akhir perayaan yang masih terukir dalam jiwa dan sanubari saya, yang merupakan suatu manifestasi iman dan semangat yang tidak boleh dilupakan, saya telah membuat temujanji dengan kamu untuk bertemu di Sydney pada tahun 2008. Ini merupakan Hari Belia Sedunia yang ke-23 dan temanya ialah: “Kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksi-saksiKu”(Kis 1:8). Dalam persiapan rohani bagi pertemuan kita di Sydney, tema yang menjadi landasan persiapan rohani kita ialah Roh Kudus dan Misinya.
Pada tahun 2006, kita memfokuskan perhatian kita pada Roh Kudus sebagai Roh Kebenaran. Dalam tahun 2007, kita mendalami makna Roh Kudus sebagai Roh Pengasih. Kita akan terus merenungkan dan mendalami pengertian kita tentang Roh Kudus ini dalam menuju ke Hari Belia Sedunia 2008, iaitu Roh Ketabahan dan Kesaksian yang memberikan kita kekuatan untuk hidup berdasarkan pada nilai-nilai Injil dan untuk menyebarkannya dengan penuh keberanian.
Oleh itu amatlah penting bagi setiap anda, para kaum muda, untuk merenung di dalam komuniti-komuniti anda bersama dengan mereka yang bertanggungjawab terhadap pendidikan anda tentang Roh Kudus atau Roh Yesus, Agen Utama kepada sejarah penyelamatan. Dengan demikian, anda akan mampu mencapai matlamat-matlamat berikut: [a] untuk mengenali identiti Roh yang sebenarnya, terutamanya dengan cara mendengar Sabda Tuhan yang diwahyukan dalam Alkitab; [b] untuk lebih menyedari akan kehadiran-Nya yang berterusan dan aktif dalam kehidupan Gereja, terutamanya apabila anda menemui semula melalui sakramen-sakramen inisiasi Kristian (iaitu Pembaptisan, Penguatan dan Ekaristi) bahawa Roh Kudus itu merupakan “jiwa”, nadi utama dalam kehidupan Kristiani; [c] untuk bertumbuh dalam pengertian yang lebih mendalam dan penuh sukacita akan Yesus, dan pada masa yang sama, mempraktikkan Injil itu di milenium ketiga ini.
Dalam pesan ini, saya dengan sukacitanya memberikan garis panduan untuk meditasi anda sebagai renungan sepanjang tahun persiapan ini. Dengan cara demikian, anda dapat menguji sedalam mana iman anda terhadap Roh Kudus, menemukan-Nya semula jika iman itu telah hilang, meneguhkannya jika ia sudah lemah, menghayatinya dalam kesatuan bersama Bapa dan Putera-Nya, Yesus Kristus, oleh karya kuasa Roh Kudus.
Jangan lupa bahawa Gereja, dan sebenarnya semua bangsa manusia (orang-orang di sekitar anda pada masakini dan mereka yang menunggu anda di masa yang akan datang) mengharapkan banyak dari anda, kerana dalam diri anda, anda memiliki karunia yang teragung dari Bapa iaitu Roh Yesus.
2. Janji Roh Kudus dalam Alkitab
Mendengarkan Sabda Allah dengan penuh perhatian dan pengertian berdasarkan misteri dan pekerjaan Roh Kudus membawa kita kepada sesuatu yang besar serta renungan inspirasi yang mengilhamkan, yang akan saya simpulkan di sini:
Beberapa ketika sebelum Kenaikan Yesus ke Syurga, Yesus bersabda kepada para Rasulnya: “Dan Aku akan mengirimkan kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.” (Luk 24:29). Peristiwa ini terjadi pada Hari Pentekosta ketika mereka berdoa bersama Bonda Maria disuatu tempat. Pencurahan Roh Kudus pada Gereja merupakan pemenuhan janji oleh Allah, yang sudah dinyatakan-Nya dan dipersiapkan seperti yang terkandung dalam seluruh Perjanjian Lama.
Dalam lembaran Kitab Suci pertama, sebenarnya sudah dinyatakan bahwa Roh Kudus itu digambarkan sebagai angin “yang bergerak di seluruh permukaan air” (ruj Kej 1:2). Dinyatakan bahawa Allah telah menghembuskan nafas kehidupan ke dalam hidung manusia. (ruj Kej 2:7) Selepas manusia pertama jatuh dalam dosa dan terciptanya dosa asal, karya Roh Allah yang memberikan kehidupan jelas kelihatan dinyatakan beberapa kali dalam sejarah penyelamatan manusia, memanggil para nabi untuk memperingati para bangsa terpilih agar kembali kepada Allah dan mentaati segala perintah-Nya.
Nabi Yehezikel dalam visi-nya yang jelas, Allah, dengan kuasa Roh-Nya, mengembalikan kehidupan orang Israel, yang diumpamakan seperti “tulang kering” (ruj 37:1-14 . Nabi Yoel meramalkan “pencurahan Roh itu adalah untuk semua orang, tidak ada yang terkecuali.” Ia menulis: dan akan tiba masanya, Aku akan mencurahkan Roh-Ku pada semua manusia...juga kepada hamba-hambaku lelaki dan perempuan, pada hari itu Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas mereka ” (3:1-2). ”setelah genap waktunya” (ruj Gal 4:4), malaikat Tuhan mengumumkan kepada seorang perawan dari Nazaret bahwa Roh Kudus, ”kuasa dari yang Maha Tinggi” akan turun keatasnya dan menaunginya. Oleh itu anak yang akan dilahirkan itu adalah kudus dan disebut Anak Allah. (ruj Luk 1:35). Nabi Yesaya menyatakan bahwa Mesias itulah yang dinyatakan dan Roh Kudus Tuhan akan tinggal didalam-Nya. (Yesaya 11:1-2;42:1). Nubuat ini dinyatakan semula oleh Yesus ketika di Bait Allah di Nazareth yang juga merupakan permulaan karya pelayanan-Nya kepada umum. Kepada semua yang mendengarkan-Nya kekaguman, Dia mengatakan: ”Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab itu Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan khabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang – orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” (Luk 4:18-19; ruj Yes 61:1-2).
Bercakap di hadapan umum, Yesus merujuk kembali nubuat para Nabi yang mengatakan: ”Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” (Luk 4:21). Dan sekali lagi, sebelum kematian-Nya di Salib, Dia memberitahukan kepada para Rasul-Nya beberapa kali tentang kedatangan Roh Kudus, sebagai ”Kaunselor”, yang mana misinya adalah untuk memberikan kesaksian terhadap Kristus dan mendampingi orang-orang beriman dalam pengajaran dan membimbing kepada Kebenaran. (ruj Yoh 14:16-17, 25-26; 15:26; 16:13)
3. Pentekosta, Permulaan Pengutusan untuk Misi Gereja.
Pada petang hari kebangkitan-Nya, Yesus menampakkan diri kepada para murid-murid-Nya, “Ia menghembusi mereka dan berkata ”Terimalah Roh Kudus” ( Yoh 20:22). Dengan kuasa yang luar biasa, Roh kudus turun ke atas para Rasul pada hari Pentekosta. Kita membaca dalam Kisah Para Rasul, “Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.( Kis 2:2-3)
Roh kudus memperbaharui Para Rasul dari dalam diri, memenuhi mereka dengan kuasa yang mampu memberi mereka keberanian untuk keluar dengan berani memberitakan “ Kristus telah wafat dan telah bangkit!” Bebas dari rasa takut, mereka secara terbuka bersaksi dengan penuh keyakinan. (ruj Kis 2:29; 4:29,31). Si nelayan yang penakut menjadi berani untuk memberitakan Injil. Malah orang-orang yang tidak mempercayai mereka tidak dapat memahami bagaimana orang yang “tidak terpelajar dan orang yang dilihat tidak mempunyai apa-apa” (ruj Kis 4:13), boleh menunjukkan keberanian dan dapat menghadapi segala cabaran, kesusahan, penderitaan serta penindasan dengan penuh sukacita. Tiada apa yang dapat menghalang mereka.. Orang lain yang cuba menghalang mereka supaya diam, mereka jawab: “ tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata – kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar.”( Kis 4:20), Inilah bagaimana Gereja lahir, dan bermula pada hari Pentekosta, Gereja tidak berhenti untuk menyebarkan Khabar Gembira, “sampai ke hujung bumi” (Kis 1:8).
4) Roh kudus, Jiwa Gereja dan Dasar Kesatuan
Sekiranya kita hendak memahami misi Gereja, kita mesti kembali kepada pengertian “Upper Room” di mana para rasul tinggal bersama – sama. (ruj Lk 24:49), berdoa dengan Bonda Maria, sambil menantikan kedatangan Roh Kudus seperti yang dijanjikan. Situasi yang digambarkan semasa kelahiran Gereja ini harus dikekalkan sebagai sumber inspirasi yang meneguhkan bagi setiap komuniti Kristian. Karya apostolik dan misionari berhasil bukan berasaskan program dan langkah pastoral yang disusun secara rapi dan cekap, tapi hasil dari komuniti yang bersatu dan mendoakannya. (ruj Evangeli Nuntiandi 75). Lebih lagi, untuk misi menjadi lebih berkesan, komuniti itu harus bersatu “sehati dan sejiwa.” (ruj Kis 4:32), dan mereka harus bersedia untuk menjadi saksi kasih dan sukacita yang di tanamkan oleh Roh Kudus dalam hati para umat-Nya. (ruj Kis 2:42), Pelayan Allah iaitu Yohanes Paulus II menyatakan dalam tulisannya bahwa “sebelum bersaksi melalui tindakan, Misi Gereja adalah untuk bersaksi dan memancarkan hidup yang menerangi orang lain. (ruj Redemptoris Missio, 26). Tertullian memberitahukan kepada kita yang inilah yang terjadi di awal kehidupan orang-orang Kristian dimana orang kafir bertobat kerana melihat orang Kristian yang hidup dalam cintakasih.. “Lihatlah bagaimana mereka mengasihi satu sama lain.” (ruj Apology, 39 No.7) .
Untuk menutupi penerangan Sabda Allah di dalam Alkitab, saya mengajak anda bagaimana Roh Kudus karunia yang terbesar yang diberikan oleh Allah pada manusia, dan yang merupakan kesaksian terbesar akan kasih-Nya pada kita, kasih yang diungkapkan secara istimewa sebagai “ya kepada kehidupan” seperti yang diingini oleh Allah untuk setiap ciptaan-Nya. “Ya pada kehidupan” dinyatakan melalui Yesus dari Nazaret dan kemenangan-Nya mengalahkan kejahatan yang juga merupakan penyelamatan manusia.
Dalam hal ini, jangan kita lupa bahawa Injil Yesus, oleh kuasa Roh Kudus, tidak disingkatkan kepada fakta semata-mata, sebab ia memang dimaksudkan “khabar baik untuk orang miskin, pembebasan untuk yang ditawan, penglihatan untuk yang buta..”
Daya hidup dapat dilihat pada hari Pentekosta, ia menjadi rahmat dan peranan Gereja untuk memberitakan kepada dunia, misi yang utama. Kita adalah buah-buah kepada Misi Gereja melalui karya Roh Kudus. Kita membawa bersama dalam diri kita tanda akan kasih Bapa dalam Yesus Kristus iaitu Roh Kudus. Janganlah kita melupakan hal ini kerana Roh Tuhan selalu mengingati setiap individu, dan berharap, terutama melalui anda kaum muda, untuk menghembuskan angin dan menyemarakkan api dalam Pentekosta baru di dunia ini.
5. Roh Kudus sebagai “Guru kehidupan rohani”
Para sahabat belia yang saya kasihi,
Pada hari ini Roh Kudus berterusan berperanan di dalam Gereja, dan sejauhmana buah-buah Roh berkelimpahan bergantung kepada seluas mana kita bersedia membuka kepada kuasa-Nya yang menjadikan semua baru. Atas sebab ini, amatlah penting agar setiap kita mengenal siapakah Roh Kudus itu, membina hubungan dengan-Nya dan membenarkan diri kita dibimbing oleh-Nya. Bagaimanapun dalam hal berikut persoalannya adalah : “Siapakah Roh Kudus itu bagi saya”?. Fakta menyatakan bagi kebanyakan orang Kristian adalah Ia masih “perkara besar yang tidak diketahui”. Oleh kerana itu, dalam persiapan kita untuk Hari Belia Sedunia kelak, saya menjemput anda semua untuk mengenali “Roh kudus dengan lebih mendalam secara peribadi. Dalam pernyataan iman, kita menyatakan “Aku percaya akan Roh Kudus, Tuhan Allah yang memberi kehidupan,yang diteruskan dari Bapa dan Putera” ( Nicene – Constantipolitan creed). Ternyata benar, Roh Kudus, Roh kasih Bapa dan Putera, adalah sumber kehidupan yang menjadikan kita kudus, ”kerana kasih Allah dicurahkan ke dalam setiap hati melalui Roh Kudus yang diberikan kepada kita semua” (Roma 5:5).
Namun begitu, adalah tidak memadai hanya mengetahui Roh, kita harus menerima-Nya sebagai pembimbing jiwa kita, sebagai “guru dalam hidup” yang memperkenalkan kita kepada misteri Tritunggal, kerana hanya Roh saja yang mampu membuka diri kita kepada iman dan membenarkan kita hidup sepenuhnya setiap saat hidup kita. Roh kudus mendorong kita dalam perhubungan dengan sesama , menyalakan api cinta kasih, dan menjadikan kita para misionari kemurahan Allah. Saya yakin dan percaya, anda kaum muda bahwa dalam hati anda terletak suatu penghormatan besar dan kasih terhadap Yesus, dan keinginan anda untuk bertemu dan berbicara dengan-Nya. Sesungguhnya, satu hal yang perlu kita ingati adalah kehadiran Roh Kudus dalam diri kita menyakinkan, mengangkat dan membina peribadi kita seperti Yesus yang tersalib dan bangkit. Oleh itu, marilah kita mengenal Roh Kudus dengan lebih mendalam agar kita juga dapat mengenal Yesus dengan lebih mendalam.
6. Sakramen Penguatan dan Ekaristi
Kamu mungkin bertanya, bagaimana kita membenarkan diri diperbaharui oleh Roh Kudus dan bertumbuh dalam hidup kerohanian? Jawapannya seperti yang anda tahu, melalui sakramen-sakramen, kerana iman lahir dan dikuatkan dalam diri kita melalui Sakramen-Sakramen terutamanya inisiasi kristian; Pembaptisan, Penguatan dan Ekaristi; di mana ia saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan. (ruj KGK 1285), kebenaran ini berkenaan tiga sakramen sebagai perintis hidup kristiani kita, yang semakin diabaikan oleh kebanyakan orang kristian. Mereka melihatnya sebagai satu peristiwa yang berlaku di masa lalu dan berlalu tanpa memberi apa-apa impak yang jelas terhadap diri mereka sekarang , seperti akar yang kekurangan kesegaran hidup. Ia berlaku pada kebanyakan golongan muda yang tidak menghidupi iman mereka selepas menerima Sakramen Penguatan
Ada juga golongan muda yang belum pernah menerima sakramen tersebut. Namun melalui sakramen Pembaptisan, Penguatan dan seterusnya, dalam pembentukan selanjutnya; Ekaristi, Roh kudus menjadikan kita anak-anak kepada Bapa; adik beradik kepada Yesus; ahli Gereja-Nya, menjadi saksi Injil; dan menikmati sukacita iman. Oleh itu, saya mengundang anda untuk merenung apa yang telah ku tulis. Masa ini adalah satu keperluan untuk melihat semula Sakramen Penguatan dan kepentingannya didalam aspek pertumbuhan rohani kita. Mereka yang telah menerima Sakramen Pembaptisan dan Penguatan seharusnya mengingati bahawa mereka adalah ”Bait pada Roh Kudus; Allah tinggal dalam mereka. Anda harus sedar mengenainya dan berusaha agar ia menghasilkan buah-buah kekudusan. Mereka yang telah dibaptis tetapi belum menerima sakramen Penguatan, persiapkanlah diri untuk menerimanya, sedarlah melaluinya kita menjadi kristian yang ”lengkap”, kerana Penguatan melengkapi, rahmat Pembaptisan. (Ruj KGK 1302 – 1304)
Penguatan memberi kita kekuatan yang istimewa dalam kesaksian dan memuliakan Tuhan dalam seluruh kehidupan kita. (Ruj Roma 12:1). Ia menjadikan diri kita kepunyaan Gereja iaitu”tubuh Kristus”, di mana kita menjadi anggota-Nya yang hidup, dalam perpaduan dengan sesama. (Ruj 1 Kor 12:1) Dengan membenarkan hidup dipimpin oleh Roh Kudus, setiap yang telah dibaptis mengambil bahagian dalam memberi sumbangan untuk pembangunan Gereja mengikut karisma yang diberikan oleh Roh, ”kepada setiap yang dikaruniakan pernyataan Roh untuk kepentingan bersama” (1 Kor 12:7). Apabila Roh berkarya, Dia memberikan buah kepada jiwa; seperti kasih, kegembiraan, damai, kesabaran, murah hati, kesetiaan, kelemah-lembutan dan pengawalan diri, (Gal 5:22). Kepada anda yang belum menerima Sakramen Penguatan saya dengan penuh sukacita mengajak anda untuk bersedia menerimanya, dan memohon bimbingan para paderi. Ia adalah saat yang istimewa penuh rahmat yang diberikan kepada Tuhan untuk anda. Jangan lepaskan peluang ini.!
Saya mahu menambah sedikit mengenai Ekaristi.Untuk bertumbuh dalam hidup kristian kita, kita perlu disegarkan oleh Tubuh dan Darah Kristus. Pada hakikatnya, kita telah dibaptis dan dikuatkan dengan Ekaristi.( KGK 1322, ) ”sumber dan kemuncak” hidup Gereja, Ekaristi adalah ”Pentekosta abadi”, setiap kali kita merayakan Ekaristi kita menerima Roh Kudus yang menyatukan kita lebih dekat dengan Kristus dan menjadikan kita sama seperti-Nya. Para sahabat belia yang saya kasihi, sekiranya anda mengambil bahagian dalam perayaan Ekaristi, meluangkan masa anda berdoa dihadapan Sakramen Maha Kudus, Ekaristi yang menjadi pusat cintakasih, maka ia akan memberi anda kegembiraan dalam penyerahan hidup anda sesuai dengan Injil. Dalam masa yang sama ia menjadi pengalaman bagi Roh Kudus memperbaharui dan memenuhi kita dengan kekuatan bila kita lemah serta menjadikan kita saksi- saksi; yang disemangati oleh kebangkitan Kristus.
7. Misi -- satu keperluan dan tindakan segera
Ramai golongan muda-mudi melihat hidup mereka dengan kekuatiran dan mengajukan banyak pertanyaan tentang masa depan mereka. Dalam kekuatiran mereka bertanya: bagaimana kita menyesuaikan diri dalam dunia yang dipenuhi ketidakadilan dan segala macam penderitaan? Bagaimana seharusnya kita bertindak terhadap sikap yang mementingkan diri dan keganasan yang berterusan? Bagaimana kita dapat memberi makna hidup sepenuhnya? Bagaimana kita dapat memastikan buah-buah Roh seperti yang dinyatakan di atas (no.6): ”kasih, kegembiraan, kedamaian, kesabaran, murah hati, baik hati, lemah lembut dan mengawal diri dapat menguasai dunia yang terluka dan rapuh, khasnya dunia kaum muda? Dalam keadaan apakah yang membolehkan Roh yang memberi kehidupan semasa penciptaan dan khususnya semasa penebusan menjadi jiwa baru bagi umat manusia? Janganlah kita lupa, lebih besar anugerah Allah – dan anugerah Roh Yesus adalah anugerah yang terbesar -- lebih besar keperluan dunia untuk menerimanya dan justru itu lebih sungguh dan berangsang misi Gereja dalam menjadi saksi yang boleh dipercayai.
Anda golongan muda, melalui Hari Belia Sedunia anda mengambil bahagian dalam misi tersebut. Melaluinya, saya mengingati anda, beberapa kunci kebenaran untuk direnungkan. Sekali lagi saya mengulangi hanya Kristus yang dapat memenuhi keinginan yang tersemat dalam hati setiap insan. Hanya Kristus boleh menjadikan umat manusia berperikemanusiaan dan menuju sifat ”Ketuhanan” .Melalui kuasa Roh-Nya, Dia menanam kasih suci dalam diri kita, yang membolehkan kita mampu mencintai sesama kita dan bersedia melayani sesama kita. Roh Kudus menerangi kita, menampakkan Kristus yang disalibkan dan bangkit, dan mengajak kita bagaimana hidup seperti-Nya, supaya kita menjadi ”rupa dan alat kasih yang mengalir dari Kristus” (Deus Caritas Est 33). Mereka yang membenarkan diri dipimpin oleh Roh memahami bahwa meletakan diri pada pelayanan Injil bukan sesuatu pilihan tambahan sebab mereka sedar akan keperluan untuk meneruskan khabar gembira ini kepada orang lain.
Namun begitu, kita perlu ingat, bahawa kita hanya boleh menjadi saksi Kristus sekiranya kita membenarkan diri dipimpin oleh Roh Kudus iaitu ”perantara utama dalam penginjilan” (ruj Evangeli Nuntiandi,75) dan ”perantara utama dalam misi” (ruj Redemptoris Missio,21).
Para sahabat belia yang saya kasihi,
Bapa suci yang terdahulu, Paul VI dan Yohannes Paulus II, dalam beberapa pertemuan menyatakan bahwa, mewartakan Injil dan bersaksi terhadap iman adalah satu keperluan pada masa kini.( Ruj Redemptoris Missio,1). Sesetengah orang berfikir bahwa menyatakan iman kepada orang lain yang tidak seiman adalah sikap yang tidak mempunyai toleransi tetapi ini bukanlah persoalannya kerana menerima Kristus bukanlah sesuatu yang harus dipaksakan kepada orang lain. (Evangeli Nuntiandi).
Tambahan pula, 2000 tahun lalu, 12 Rasul telah memberikan hidup mereka supaya Kristus dikenali dan dicintai. Dalam abad seterusnya, Injil berterusan disebarkan oleh kaum lelaki dan wanita yang diilhami oleh semangat Misionari yang sama. Malah pada masa kini juga, ada keperluan untuk menjadi pengikut-pengikut Kristus yang dapat memberikan waktu dan tenaga mereka demi pelayanan Injil. Ada juga keperluan untuk golongan muda yang disemaraki semangat kasih Tuhan untuk menyahut panggilan yang mendesak ini, seperti teladan yang diberikan oleh para sangti dan para kaum muda terberkati di masa-masa yang lalu.
Bagi anda khasnya, saya menyakinkan anda kaum muda, bahwa Roh Yesus sedang memanggil anda kaum muda – mudi untuk menjadi pembawa khabar baik Yesus kepada situasi hidup kaum muda sekarang. Kesukaran yang dihadapi oleh kaum dewasa untuk memahami dan masuk dalam dunia kaum muda adalah satu tanda bahwa Roh Kudus menghendaki anda mengambil peranan tersebut. Kamu tahu apa yang mereka inginkan, bahasa dan segala kelukaan hidup mereka, impian serta harapan dan pada masa yang sama keinginan pada kebaikan yang anda dapat fahami dalam lingkungan hidup anda. Ini akan membuka luas dunia golongan muda mengenai perasaan, jiwa, pekerjaan, pendidikan, pengharapan dan penderitaan...setiap anda harus memiliki keberanian berjanji kepada Roh Kudus bahawa anda akan membawa sekurang-kurangnya satu orang muda kepada Yesus Kristus satu perkara terbaik anda lakukan, dapat ”menjelaskan kepada setiap orang sebab untuk tetap mempunyai pengharapan disebalik keadaan hidup yang sukar dijelaskan, namun lakukan ia dengan kelemah-lembutan dan penuh hormat”. (ruj 1 Pet 3:15).
Dalam mencapai matlamat ini, para sahabat belia terkasih, anda harus menjadi kudus dan menjadi misionari, kerana kita tidak dapat pisahkan kekudusan dari misi (Redemptoris Missio, 90). Jangan takut menjadi misionari yang kudus seperti Santo Francis Xavier yang menjelajah ke Timur dalam memberitakan Berita Gembira sehingga setiap sukatan kekuatan digunakan, seperti Santa Theresa dari Anak Kecil Yesus sebagai misionari walaupun tidak pernah meninggalkan konven Karmelite. Kedua-duanya adalah ”Penaung Misi”.
Bersedialah meletakkan hidup anda dimana seharusnya untuk menerangi dunia dengan kebenaran Kristus, untuk menyahut dengan kasih kebencian dan kesia-siaan hidup;mewartakan harapan akan Kristus yang bangkit di segenap pelusuk dunia.
8. Mewujudkan ”Pentekosta baru” di dunia.
Sahabat belia yang saya kasihi,Saya berharap akan bertemu anda semua di Sydney pada Julai 2008. Ia akan menjadi kesempatan untuk mengalami kepenuhan kuasa Roh Kudus. Datanglah beramai-ramai bagi menunjukkan suatu pengharapan dan memberi sokongan komuniti Gereja di Australia yang telah menyiapkan kedatangan anda. Kepada golongan muda yang menjadi tuan rumah, ini merupakan peluang untuk menyebarkan keindahan dan khabar baik Injil kepada segenap lapisan masyarakat yang lebih menumpukan hidup kepada perkara dunia. Australia, seperti di Oceania, perlu menemukan akar kristiani. Dalam Post – Sinod Apostolik di Oceania , Sangti Papa Yohanes Paulus II menulis: “melalui kuasa Roh Kudus, Gereja Oceania adalah dalam persiapan kepada penginjilan baru kerana manusia masa kini kelaparan akan kasih Kristus...Penginjilan baru adalah keutamaan bagi Gereja Oceania. (no.18).
Saya mengajak anda untuk memberi masa berdoa dan pembentukan rohani anda dalam perjalanan anda menuju ke Hari Belia Sedunia 23, supaya di Sydney nanti anda dapat diperbaharui dalam janji yang anda ungkapkan semasa pembaptisan dan Penguatan. Kita bersama memohon Roh Kudus, dengan yakin memohon Tuhan anugerah “Pentekosta baru” untuk gereja dan seluruh umat manusia dalam millenium ketiga. Semoga Maria, bersatu dalam doa dengan para Rasul di “ruangan atas”, menemani anda sepanjang bulan dan para kaum muda Kristian untuk memperoleh pencurahan Roh kudus dengan hati yang berkobar-kobar. Ingatlah: Gereja meletakkan kepercayaan terhadap-anda!
Kami para pastor, berdoa agar anda mencintai dan membawa orang lain mencintai Yesus lebih dari segalanya dan semoga anda mengikuti-Nya dengan setia. Dengan rasa terharu, saya memberkati anda semua dengan kasih yang mendalam.
Friday, April 11, 2008
God's Passion For Oneness
by Jon Walker
"If you love me, you will keep my commandments."
(John 14:15 HCSB)
When Jesus speaks of love, he allows no room for sentimental fantasy or momentary emotion. He sees love through the eyes of the Father, and from this point of view he deeply understands that true, eternal, godly love is bold and strong, but also painful, messy, and sacrificial.
A love of this strength and magnitude can only take root in the soil of abandonment. We abandon our rights, our thoughts, and our schemes. It was this total and uncompromising abandonment to God that led Jesus to say and do only what the Father told him to do. (John 14:10) It was this uncompromising abandonment that led him to the cross.
If we are to become just like Christ, then we also must be abandoned to the Father. We must line up with the thoughts and plans of God so closely that we appear to be "at one" with him, just as a married couple, deeply abandoned to each other, appear to live as one. Through abandonment, we walk so closely with God that, when people see us, they see the Father at work.
Jesus is teaching this abandonment when he says, "If you love me, you will keep my commandments." In other words, he's not demanding that you be obedient; rather, he's telling you that love for him should compel you to embrace his purposes.
The Jesus way is that you obey God's commands because you love God, not because you must obey God. By actively pursuing the purposes of God, you worship your Creator.
This also gives you a Christ-like perspective on the daily details of your life, turning every decision into a moment of adoration for God. When you let someone else take the parking space, when you stand behind a promise that proves more costly than you imagined, when you extend hospitality to the cranky neighbor next door – these are moments of worship to God because you are choosing to be obedient to his purposes, rather than doing things your own way. Even choosing not to sin becomes an act of worship, as it brings you into closer alignment with God's commands.
What does this mean?
· As you face decisions today, ask God to show you which path will be an act of worship to him. Then (I know this is easier said than done), move where he tells you to move.
· As you take this step, keep your eyes sensitive to God's grace and presence in the moment. Do this throughout the day, keeping a log so you can track your movement toward oneness with God and his purposes.
Sunday, April 6, 2008
RUFUS WAINWRIGHT - Hallelujah
I’ve heard there was
A secret chord
That David played, and
It pleased the Lord
But you don’t really care
For music, do you?
It goes like this:
The fourth, the fifth
The minor fall, the major lift
The baffled king
Composing Hallelujah
Hallelujah, Hallelujah
Hallelujah, Hallelujah
Your faith was strong
But you needed proof
You saw her bathing
On the roof
Her beauty and the
Moonlight overthrew you
She tied you to a kitchen chair
She broke your throne
And she cut your hair
And from your lips
She drew the Hallelujah
Hallelujah, Hallelujah
Hallelujah, Hallelujah
Maybe I’ve been here before
I know this room
I’ve walked this floor
I used to live alone
Before I knew you
I’ve seen your flag
On the marble arch
Love is not a victory march
It’s a cold and
It’s a broken Hallelujah
Hallelujah, Hallelujah
Hallelujah, Hallelujah
There was a time
You let me know
What’s really going on below
But now you never show
It to me, do you?
I remember when
I moved in, you
Your holy dark
Was moving too
And every breath we drew
Was Hallelujah
Hallelujah, Hallelujah
Hallelujah, Hallelujah
Maybe there’s a God above
And all I ever
Learned from love
Was how to shoot
At someone
Who outdrew you
It’s not a cry
You can hear at night
It’s not somebody
Who’s seen the light
It’s a cold and
It’s a broken Hallelujah
Hallelujah, Hallelujah
Hallelujah, Hallelujah
Hallelujah, Hallelujah
Hallelujah, Hallelujah
Mother Teresa Quotes

• Love is doing small things with great love.
• Do not wait for leaders. Do it alone, person to person.
• Kind words can be short and easy to speak, but their echoes are truly endless.
• We think sometimes that poverty is only being hungry, naked and homeless. The poverty of being unwanted, unloved and uncared for is the greatest poverty. We must start in our own homes to remedy this kind of poverty.
• There is a terrible hunger for love. We all experience that in our lives--the pain, the loneliness. We must have the courage to recognize it. The poor you may have right in your own family. Find them. Love them.
• There should be less talk. A preaching point is not a meeting point.
• The dying, the cripple, the mental, the unwanted, the unloved-- they are Jesus in disguise.
• In the West there is loneliness, which I call the leprosy of the West. In many ways it is worse than our poor in Calcutta. (Commonweal, Dec 19, 1997)
• It is not how much we do, but how much love we put in the doing. It is not how much we give, but how much love we put in the giving.
• The poor give us much more than we give them. They're such strong people, living day to day with no food. and they never curse, never complain. We don't have to give them pity or sympathy. We have so much to learn from them.
• I see God in every human being. When I wash the leper's wounds, I feel I am nursing the Lord himself. Is it not a beautiful experience?
• I do not pray for success. I ask for faithfulness.
• The silence is so great that I look and do not see, listen and do not hear. The tongue moves in prayer but does not speak. [letter, 1979]
• Let us not be satisfied with just giving money. Money is not enough, money can be got, but they need your hearts to love them. So, spread your love everywhere you go.
• If you judge people, you have no time to love them.
The Most Unique Person
Jesus Christ is often compared to other prophets and teachers, but He is the most unique person to ever live. Everything from His birth to after His death was miraculous and set Him apart from everyone else. Jesus was born by a virgin -- a natural impossibility. Before His mother Mary was married, she was told by an angel she would give birth to the Son of God. When she asked him how this could be, he answered, "The Holy Spirit will come upon you, and the power of the Highest will overshadow you; therefore, also, that Holy One who is to be born will be called the Son of God." Just as promised, the virgin Mary gave birth to Jesus Christ, the most incredible person to ever have lived.
An Amazing Life
Jesus' life was just as amazing as His birth. At 30 years old, He went out into the cities of Israel and began teaching and healing people. The Bible records that He was different from other preachers, for "the people were astonished at His teaching, for He taught them as one having authority, and not as the scribes." Likewise, there was no disease too great for His power. It says, "They brought to Him all sick people who were afflicted with various diseases and torments. and He healed them." Threatened by His fame and authority, the political and religious authorities conspired to kill Him.
A Sudden Death
His death had been predicted over a thousand years before. The prophet Isaiah wrote of Jesus, "He was wounded for our transgressions, bruised for our iniquities, the chastisement for our peace was upon Him and by His stripes we are healed." Jesus would pay the penalty for our sins so that we could be forgiven and have eternal life. Just as had been predicted, Jesus was given the most brutal death sentence of that day for maintaining that He was the Son of God. While hanging on a wooden cross with spikes through His hands and feet, He prayed, "Father, forgive them, for they know not what they do." Jesus had power to come down from the cross, but He chose to sacrifice His life for others.
The Promise is for You
Just as promised, God raised His Son Jesus back to life -- eternal life -- on the third day after His burial. He was seen by His closest friends and over 500 of His followers before He went up into heaven before their very eyes. After His resurrection, his close friend Peter told a great crowd to repent from their sins and believe in Jesus Christ to be saved, "for the promise is to you and to your children, and to all who are far off, as many as the Lord our God will call." This promise is for you! There are many religions and prophets, but no one but Jesus Christ offers complete forgiveness from your sins and eternal life with God. He has already died for your sins; now you must put your faith in Him. "For if you confess with your mouth the Lord Jesus and believe in your heart that God has raised Him from the dead, you will be saved." If you believe in Jesus, you can pray a prayer like this right now and receive the gift of eternal life.
Receive Him Now
"Jesus, I believe You are the Son of God and the Savior of the world. Thank you for coming to Earth and dying so that I could have eternal life. Please forgive all my sins. I am going to follow You with my life now. Please fill me with Your Holy Spirit and direct my steps. In Jesus' name, Amen."
Did you pray this prayer?
4 Steps to GOD
The Bible says, "God so loved the world that He gave His one and only Son, that whoever believes in Him shall not perish, but have eternal life"
The problem is that . . .
2. All of us have done, said or thought things that are wrong. This is called sin, and our sins have separated us from God.
The Bible says “All have sinned and fall short of the glory of God.” God is perfect and holy, and our sins separate us from God forever. The Bible says “The wages of sin is death.”
The good news is that, about 2,000 years ago,
3. God sent His only Son Jesus Christ to die for our sins.
Jesus is the Son of God. He lived a sinless life and then died on the cross to pay the penalty for our sins. “God demonstrates His own love for us in that while we were yet sinners Christ died for us.”
Jesus rose from the dead and now He lives in heaven with God His Father. He offers us the gift of eternal life -- of living forever with Him in heaven if we accept Him as our Lord and Savior. Jesus said "I am the way, the truth, and the life. No one comes to the Father except by Me."
God reaches out in love to you and wants you to be His child. "As many as received Him, to them He gave the right to become children of God, even to those who believe on His name." You can choose to ask Jesus Christ to forgive your sins and come in to your life as your Lord and Savior.
4. If you want to accept Christ as Savior and turn from your sins, you can ask Him to be your Savior and Lord by praying a prayer like this:
"Lord Jesus, I believe you are the Son of God. Thank you for dying on the cross for my sins. Please forgive my sins and give me the gift of eternal life. I ask you in to my life and heart to be my Lord and Savior. I want to serve you always."
Did you pray this prayer?
Sunday, March 23, 2008
SURAT DARI BAPA SURGAWI.....BAPA KITA
Engkau mungkin tidak mengenal Aku, tetapi Aku mengenal segala sesuatu tentang dirimu...(Maz.139:1) Aku tahu kalau engkau duduk atau berdiri ... (Maz.139:2) Aku mengerti segala jalanmu ... (Maz. 139:3) Setiap helai rambut kepalamu, terhitung semuanya ... (Mat. 10:29-31) Karena engkau diciptakan dalam gambar dan rupa- Ku ... (Kej. 1:26-27) Di dalam-Ku engkau hidup, engkau bergerak dan engkau ada ... (Kis. 17:28) Sebab engkau ini adalah keturunan-Ku ... (Kis.17:28)
Aku mengenal engkau sejak sebelum engkau ada dalam kandungan ... (Yeremia 1:4-5) Aku memilih engkau dari semula sebelum Aku menciptakan segalanya ... (Ef. 1:4-5) Engkau ada bukan karena suatu kesalahan,karena hari-harimu ada tertulis dalam kitab-Ku ...(Maz. 139:15-16) Aku telah menentukan waktu yang tepat untuk kelahiran dan di mana engkau akan hidup... (Kis.17:26) Kejadianmu dahsyat dan ajaib ... (Kis. 139:14) Karena Aku menenun engkau dalam kandungan ibumu ... (Maz. 139:13) Dan mengeluarkan engkau pada hari engkau dilahirkan ... (Maz. 71:6)
Seringkali Aku tidak dipahami oleh mereka yang tidak mengenal Aku ... (Yoh. 8:41-44) Aku tidak berada di tempat jauh dan murka, tetapi Aku adalah kasih yang sempurna ... (1 Yoh. 4:16) Dan adalah kerinduan-Ku untuk mengaruniakan Kasih-Ku untukmu ... (1 Yoh. 3:1) Semua itu karena engkau adalah anak-Ku dan Aku adalah Bapamu ... (1 Yoh. 3:1) Aku memberikan lebih dari yang dapat diberikan bapamu yang di dunia ... (Mat. 7:11) Karena Akulah Bapamu di Surga yang adalah sempurna ... (Mat. 5:48)
Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna engkau terima dari tangan-Ku...(Yak. 1:17) Karena Akulah pemeliharamu dan Aku memberi semua yang engkau perlukan ... (Mat. 6:31-33) Rancangan-Ku yang diberikan kepadamu adalah hari depan yang penuh harapan ... (Yer. 29:11) Karena Aku mengasihi engkau dengan Kasih yang kekal ... (Yer. 31:3) Pikiran-Ku terhadap engkau tidak terhitung seperti pasir di tepi pantai ... (Maz. 139:17-18) Dan Aku bergirang karena engkau dengan sukacita dan sorak-sorai ... (Zef. 3:17) Aku tidak pernah berhenti berbuat baik kepadamu ... (Yer. 32:40) Karena engkaulah harta kesayangan-Ku ... (Kel. 19:5)
Aku merindukan untuk mengokohkan engkau dengan segenap hati-Ku dan jiwa-Ku ... (Yer. 32:41) Aku akan menunjukkan kepadamu hal-hal yang besar dan yang ajaib ... (Yer. 33:3) Jika engkau mencari Aku dengan segenap hatimu, engkau akan menemukan Aku ... (Ul. 4:29)
Bergembiralah karena Aku, maka Aku akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu... (Maz. 37:4) Karena Akulah yang mengerjakan di dalammu kemauan itu ... (Fil. 2:13) Aku dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang engkau pikirkan ... (Ef. 3:20) Karena Akulah yang menganugerahkan penghiburan abadi kepadamu ... (2 Tes. 2:16-17) Akulah juga Bapa yang menghiburmu dalam segala penderitaanmu ... (2 Kor. 1:3-4) Ketika engkau patah hati, Aku berada dekat kepadamu ... (Maz. 34:19) Seperti seorang gembala menggembalakan dombanya, Aku membawa engkau dekat ke hati-Ku... (Yes. 40:11) Suatu hari Aku akan menghapus semua air mata dari matamu ... (Wah. 21:3-4) Dan Aku akan mengangkat semua kesusahan yang engkau derita di atas bumi ... (Wah. 21:3-4)
Akulah Bapamu, dan Aku mengasihi engkau seperti Aku mengasihi putra-Ku, Yesus ... (Yoh.17:23) Karena di dalam Yesus, Kasih-Ku kepadamu dinyatakan ... (Yoh. 17:26) Dialah gambar wujud dari keberadaan-Ku ... (Ibrani1:3) , Ia datang untuk menyatakan bahwa Aku di pihakmu, dan bukan untuk melawanmu ... (Roma 8:31) Dan untuk memberitahumu bahwa aku tidak memperhitungkan pelanggaranmu ... (2 Kor. 5:18-19) Yesus mati supaya engkau dan Aku dapat diperdamaikan ... (2 Kor. 5:18-19)
Kematian-Nya adalah pernyataan terbesar dari kasihKu untukmu ... (1 Yoh. 4:10) Aku menyerahkan semua yang Aku sayangi supaya Aku mendapat kasihmu ... (Roma 8:31-32) Jika engkau menerima anugrah Anak-Ku Yesus,engkau juga menerima Aku ... (1 Yoh. 2:23) Dan tidak lagi ada yang akan memisahkan engkau dari kasih-Ku ... (Roma 8:38-39) Kembalilah dan Aku akan mengadakan pesta terbesar yang pernah ada di Surga ... (Lukas 15:7) Selamanya Aku adalah Bapa, dan selamanya Aku tetaplah Bapa ... (Ef. 3:14-15)
PertanyaanKu adalah.....Maukah engkau menjadi Anak-ku? ... (Yoh. 1:12-13) Aku menanti-nanti untukmu ... (Luk. 15:11-32) Kasih-Ku untukmu, Bapamu, Allah yang MahaKuasa.
Friday, February 29, 2008
Taman kegemaran Yesus
Dengan kepercayaan seperti seorang anak, Yesus menyerahkan segala keinginan-Nya kepada Allah Bapa, “Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin biarlah cawan ini berlalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Ku kehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Matius 26:39)
Ditempat ini pula Yudas menghianati Tuhannya datang bersama dengan para pelayan dari imam-imam besar untuk menangkap-Nya. Semua murid-Nya meninggalkan-Nya seorang diri, memenuhi nubuatan yang berkata “Aku akan memukul sang gembala dan domba-domba akan terserak”. Di Taman Getsemani ini terdapat lapan pohon zaitun yang sudah sangat tua. Beberapa ahli botani menyatakan bahawa usianya mungkin sudah melebihi 3000 tahun. Josephus menghubungkannya bahawa Titus menebang semua pohon di sekitar Yerusalem pada tahun 70 M. Jika terlepas dari penghancuran, maka pohon-pohon itu sezaman dengan pohon-pohon dimana Yesus berdoa pada malam penderitaan-Nya.
Tahun 379 M, orang-orang Byzantine membangun Basilica yang pertama diatas tempat kudus yang dipakai Yesus berdoa dan menderita. Bangunan ini dihancurkan tahun 614 oleh orang Persia. Di abad ke-12 Pasukan Perang Salib (Crusader) membangun kembali gereja ini. Sekarang, gereja ini termasuk salah satu bangunan terindah yang terdapat di Yerusalem (dibangun tahun 1919-1924). Sejak enam belas bangsa menyumbangkan tenaga untuk membangunnya, gereja ini disebut “GEREJA SEGALA BANGSA – CHURCH OF ALL NATION”.
Sebuah batu karang besar terletak tepat di bawah altar gereja ini, disebut “Batu Penderitaan”. Di bahagian muka, terdapat empat buah patung penulis Injil dengan masing-masing injilnya, juga terdapat mosaic yang menggambarkan Kristus mempersembahkan diri-Nya dan penderitaan dunia kepada Bapa-Nya di pedimennya (Bahagian depan). Di tempat ini kita akan “menemukan” Yesus bila kita merenungkan apa yang terjadi disana 2000 tahun silam. Sampai berkeringat darah, tak berdaya seperti domba yang akan dikorbankan bagi penebusan kita, anak-anak Allah yang sangat dicintai-Nya. Dia telah memenangkan pertarungan melawan setan dan dikeluarkan sebagai pemenang.
Dalam kehidupan kita sekarang ini, dimana setan terus menerus menyerang, dimana penderitaan dan kepahitan hidup hampir menenggelamkan kita, dalam ketakutan menghadapi godaan dan cobaan, kita akan menemukan Yesus, Tuhan yang Hidup dan Pemenang, jika kita menggunakan senjata yang sama – kepercayaan seorang anak dan penyerahan diri sepenuhnya kepada kehendak Bapa. Seperti doa yang Yesus ucapkan : “Bapa Ku, bukan kehendak-Ku, melainkan jadilah seperti yang Engkau kehendaki”, doa ini memberikan kekuatan untuk menghadapi godaan dan penderitaan.

“Yesus, dalam kegelapan malam dan dalam kesedihan dan ketakutan Kau ucapkan kata-kata penyerahan dan percaya kepada Bapa. Dengan rasa cinta dan terima kasih, kuucapkan bersama-sama dengan Dikau, pada waktu aku dalam kesusahan dan ketakutan : “Bapa-Ku, aku tidak mengerti, tetapi aku percaya pada-Mu.”
(Teks yang tertulis pada salah satu batu dibawah Pohon Zaitun di Taman Gethsemani).
Thursday, February 28, 2008
Surat Dari Bapa

Saat kau bangun dipagi hari, Aku memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepadaKu, walaupun hanya sepatah kata, meminta pendapatKu atau bersyukur kepadaKu atas sesuatu hal indah yang terjadi di dalam hidupmu kemarin, tetapi aku melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja.
Aku kembali menanti. Saat engkau sedang bersiap, Aku tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapaKu, tetapi engkau terlalu sibuk. Di satu tempat, engkau duduk di sebuah kursi selama lima belas menit tanpa melakukan apapun.
Kemudian Aku melihat engkau menggerakkan kakimu. Aku berpikir engkau ingin berbicara kepadaKu tetapi engkau berlari ke telepon dan menelepon seorang teman untuk mendengarkan gosip terbaru. Aku melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan Aku menanti dengan sabar sepanjang hari.
Dengan semua kegiatanmu, Aku berpikir engkau terlalu sibuk untuk mengucapkan sesuatu kepadaKu. Sebelum makan siang Aku melihatmu memandang kesekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepadaKu, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu. Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara kepadaku dengan lembut sebelum mereka makan, tetapi engkau tidak melakukannya.
Tidak apa-apa. Masih ada waktu yang tersisa, dan Aku berharap engkau akan berbicara kepadaKu, meskipun saaat engkau pulang ke rumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan. Setelah beberapa hal tersebut selesai engkau kerjakan, engkau menyalakan televisi, Aku tidak tahu apakah kau suka menonton televisyen atau tidak, hanya saja engkau selalu kesana dan menghabiskan banyak waktu setiap hari didepannya, tanpa memikirkan apapun hanya menikmati acara yang ditampilkan.
Kembali Aku menanti dengan sabar saat engkau menonton TV dan menikmati makananmu tetapi kembali kau tidak berbicara kepadaKu. Saat tidur Kupikir kaumerasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ke tempat tidur dan tertidur tak lama kemudian. Tidak apa-apa karena mungkin engkau tidak menyadari bahawa Aku selalu hadir untukmu. Aku telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari.
Aku bahkan ingin mengajarkanmu bagaimana bersabar terhadap orang lain.Aku sangat mengasihimu, setiap hari Aku menantikan sepatah kata, doa atau pikiran atau syukur dari hatimu. Baiklah... engkau bangun kembali dan kembali. Aku akan menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberiKu sedikit waktu. Semoga harimu menyenangkan.
Bapamu,
ALLAH
Friday, February 22, 2008
NYANYIAN SEORANG ABANG

Kisah nyata ini terjadi di sebuah hospital di Tennessee, Amerika Syarikat. Seorang ibu muda yang bernama Karen sedang mengandung bayinya yang kedua.
Sebagaimana layaknya seorang ibu lainnya, Karen menceritakan kepada Michael (anak pertamanya yang baru berusia 3 tahun) bahawa ia akan mempunyai seorang adik.
Michael merasa senang sekali. Sering kali ia menempelkan telinganya ada perut ibunya itu. Kerana Michael suka bernaynyi, ia sering bernyanyi untuk adiknya yang masih ada di dalam perut ibunya itu. Tampaknya Michael sangat mengasihi adiknya yang belum lahir tersebut.
Pada suatu ketika, tibalah saatnya bagi Karen untuk melahirkan. Tetapi sangat di luar dugaan, terjadi komplikasi yang sangat serius.
Setelah berjuang selama berjam-jam, akhirnya adik Michael pun lahir. Seorang bayi perempuan yang cantik, tetapi sayang kondisinya begitu buruk sehingga doktor yang merawatnya dengan sedih berterus terang kepada Karen, “Bersiaplah secara mental, jika terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan.”
Karen dan suaminya berusaha menerima keadaan itu dengan sabar. Mereka hanya pasrah kepada Tuhan. Mereka bahkan sudah menyiapkan acara penguburan untuk puterinya, bila ia dipanggil Tuhan.
Tetapi. Lain halnya dengan abangnya, Michael. Sejak adiknya dirawat di ICU ia menangis terus. “Mami,… aku ingin menyanyi untuk adik kecil!”
Ibunya ternyata kurang tanggap. “Mami,… aku ingin menyanyi untuk adik kecil!” Karen terlalu larut dalam kesedihan dan kekuatirannya. “Mami,… aku ingin menyanyi untuk adik kecil!” Hal ini berkali-kali diminta oleh Michael, bahkan sambil menangis meraung-raung.
Karen tetap menganggap tangisan Michael adalah tangisan biasa dari seorang anak kecil. Lagipun ICU adalah kawasan larangan bagi kanak-kanak. Barulah ketika harapannya menipis, sang ibu mahu mendengarkan permohonan Michael.
Baik, setidaknya biar Michael dapat melihat adiknya untuk yang terakhir kalinya selagi adiknya masih hidup! Fikirnya. Lalu, ia dicegat oleh jururawat di depan pintu ICU. Anak kecil dilarang masuk! Karen menjadi ragu-ragu. Tetapi, jururawat tadi tidak mahu tahu; ini peraturan! Anak kecil dilarang masuk!
Karen menatap tajam jururawat itu, lalu katanya; Nurse, sebelum menyanyi buat adiknya, Michael tidak akan kubawa pergi! Mungkin ini adalah saat terakhir kali bagi Michael untuk melihat adiknya!” Jururawat itu terdiam, lalu menatap Michael dan berkata, “Bailah. Tetapi tidak boleh lebih dari lima minit.”
Demikianlah kemudian Michael dipakaikan pakaian khas lalu dibawa masuk ke dalam ruang ICU. Ia didekatkan pada adiknya yang sedang tergolek menanti sang maut.
Michael merapati adiknya… lalu dari mulutnya yang kecil dan mungil keluarlah suara nyanyian yang nyaring, “Kau adalah matahariku, satu-satunya matahariku, kau membuatku bahagia saat langit kelabu…” Tiba-tiba terjadilah hal yang ajaib! Si adik langsung memberi tindakbalas. Seoalah-olah ia sedar akan sapaan sayang dari abangnya. “Kau tidak pernah tahu, sayang, betapa aku mengasihimu. Tolong jangan bawa matahariku pergi.”
Denyut nadi si adik menjadi lebih teratur. Karen dengan terharu melihat hal tersebut, ia menatap tajam dan berbisik,” Terus… terus Michael! Terukan sayang!”….
“Pada malam hari, sayang, saat aku tertidur, aku bermimpi, aku menggendongmu di tanganku…” dan sang adik pun meregang, seolah menghela nafas panjang. Nafasnya lalu menjadi teratur. “Aku selalu mengasihimu dan membuatmu bahagia, hanya jika kau tinggal bersamaku…” Sang adik kelihatan begitu tenang… sangat tenang.
“Lagi sayang!” pujuk ibunya sambil mencucurkan air matanya. Michael terus bernyanyi dan… adiknya kelihatan semakin tenang, rileks dan damai… lalu tertidur lelap. Jururawat, yang tadinya melarang Michael untuk masuk, kini ikut terisak-isak menyaksikan apa yang terjadi atas diri adik Michael. Suatu kejadian yang baru saja ia saksikan sendiri.
Hari berikutnya, bayi itu sudah boleh dibenarkan pulang. Semua doktor puas berfikir mengenai kejadian yang berlaku ke atas pesakit mereka ini.
Mereka hanya boleh menyebut hal itu sebagai sebuah terapi yang ajaib. Sedangkan Karen dan suaminya melihatnya sebagai sebuah mukjizat Tuhan yang luar biasa. Sungguh amat luar biasa! Tidak boleh diungkapkan dengan kata-kata.
Bagi sang adik, kehadiran Michael bererti soal hidup dan mati. Memang benar bahawa mukjizat Tuhanlah yang telah menolongnya. Dan, haruslah diingat bahawa mukjizat Tuhan juga memerlukan mulut kecil Michael untuk mengatakan “Betapa aku mengasihimu”.
Mukjizat Tuhan juga memerlukan hati yang tulus dari seorang anak kecil seperti Michael untuk memberi kehidupan. Itulah kehendak Tuhan. Tidak ada yang mustahil bagi-Nya bila Ia menghendaki sesuatu terjadi. Nyanyian yang tulus akan mendatangkan mukjizat.
Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan (1Yohanes 2:10)
KESAKSIAN MENOLONG BANYAK ORANG

Seorang gadis kecil berdiri di pinggir keramaian, sementara ayahnya sedang memberi kesaksian tentang hal yang telah diperbuat oleh Tuhan Yesus di dalam hidupnya.
Ayahnya sedang bersaksi mengenai bagaimana Tuhan Yesus telah menyelamatkan dan mengubah gaya hidupnya dari seorang pemabuk.
Pada hari itu, ada seorang yang sini berdiri di antara orang ramai tersebut. Orang tersebut tidak senang mendengar segala sesuatu tentang kerohanian. Dan, ia lalu berteriak, “Kenapa anda tidak duduk dan diam saja, orang tua. Anda hanya bermimpi.”
Tidak lama kemudian, orang yang skeptis ini merasakan adanya tarikan pada lengan jaketnya. Dia menoleh ke bawah dan melihat ada seorang anak gadis kecil. Anak itu menatapnya dnegna tajam dan berkata, “Tuan, yang anda teriyaki itu adalah ayah saya. Anda katakana bahawa ayahku seorang pemimpi? BIar aku ceritakan kepadamu tentang ayahku.”
“Ayahku dahulu adalah seorang pemabuk dan hampir setiap malam ia memukuli ibuku. Bila hal tersebut terjadi, ibu hanya dapat menangis sepanjang malam. Dan Tuan, kami juga tidak memiliki pakaian-pakaian yang bagus untuk dipakai, kerana ayahku membelanjakan seluruh wangnya untuk arak. Kadang-kadang, aku bahkan tidak memiliki kasut untuk dipakai ke sekolah. Tetapi, lihatlah kasut dan baju ini! Ayahku membelikannya untukku kerana ia telah mempunyai pekerjaan yagn baik sekarang!”
Dan sambil menunjukkan ke suatu arah, si gadis kecil berkata, “Apakah anda melihat wanita yagn sedang tersenyum di sana? Itu adalah ibuku. Dia tidak menangis lagi sepanjang malam. Sekarang dia bernaynyi sepanjang hari.”
Lalu, terjadilah suatu pukulan yang hebat ketiak anak itu berkata, “Yesus telah mengubah perilaku hidup ayahku. Yesus telah mengubah rumah kami. Jadi Tuan, jika ayahku sedang bermimpi, tolong jangan bangunkan dia!”
Steven J. Lawson.
Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. (Yohanes 19:35)
PERAHU

Aku duduk sambil menikmati senja dalam perahu keselamatanku yang sedang berlabuh. Aku melihat Yesus di ruang kemudi, menatapku, dan berkata: “Lepaskan tambatan perahumu dan biakan Aku membawamu ke seberang. Bukanlah rencana-Ku, agar kamu tetap berlabuh di sini.”
Dengan takut, gelisah dan khuatir, aku menjawap-Nya,” Tuhan, bukankah lebih baik aku tetap di sini maka aku tidak akan melihat taufan, badai dan angina rebut. malah, aku dapat kembali ke darat bila-bila masa yang ku inginkan.”
Dengan lembut Tuhan Yesus memegang tanganku, menatap mataku dan berkata, “Memang di sini kamu tidak akan dapat mengalami taufan, badai dan angin rebut. Tetapi, kamu juga tidak akan pernah melihat Aku mengatasi semua hal itu. Kamu tiadak akan melihat bahawa Aku berkuasa atas semuanya itu kerana Akulah Tuhan.”
Dengan pelbagai perasaan yang berat bermain di minda, aku memandang tali pengikat perahuku. Di tali itu aku melihat ada rasa kuatir akan kewangan, pekerjaan, pasangan hidup, dan banyak kekuatiran lainnya.
Di dalam hati aku bertanya, “Tahukah Ia mengenai apa yang aku inginkan? Mengertikah Ia mengenai apa yang aku rindukan dan dambakan?”
Yesus memelukku dan berbisik lembut, “Memang tidak semuanya akan sesuai dengan apa yang kamu inginkan, rindukan, dan dambakan. Bahkan, mungkin kamu akan mendapat hal yang sebaliknya, tetapi mahukah kamu percaya. Rancangan-Ku adalah rancangan damai sejahtera, masa depanmu bersamaKu akan menjadi masa depan yang penuh harapan.”
Ia memelukku dan menangis bersamaku, dan dengan berat aku melepaskan tali perahuku. Aku melepaskan semua rasa kegelisahan tersebut dari hatiku. Aku meletakkan hak atas masa depanku di tangan-Nya. Aku tidak tahu bagaimana masa depanku. Sambil menangis aku menatap-Nya dan berkata, “Jadilah Nakhoda dalam perahuku dan marilah kita belayar.”
Teman, serahkanlah seluruh hak atas masa depanmu ke dalam tangan-Nya. Kau tidak perlu tahu bagaimana Ia akan merancang semuanya itu, tetapi cukuplah dengan satu keyakinan akan firman Tuhan di dalam Yeremia 29:11
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, iaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu pada hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29:11)