Sunday, January 11, 2009

Pintu-pintu yang tertutup

Pernahkah kita mengucap syukur kepada Tuhan untuk "pintu-pintu" yang tertutup dalam kehidupan anda sebagaimana kita mengucap syukur untuk "pintu-pintu" yang terbuka?

Mungkin saat ini kita sedang bertanya-tanya, mengapa Tuhan tidak mengabulkan doaku untuk boleh bekerja di jabatan atau syarikat itu? Mengapa usaha dan perniagaan yang
aku buat dan kudoakan tidak berhasil malahan sering gagal? Mengapa hubunganku dengan kekasihku putus ditengah jalan? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu seringkali muncul dalam fikiran kita, disaat impian, harapan dan cita-cita kita tidak tercapai dan bahkan berantakan.

Pernahkah kita terfikir bahawa setiap kali Tuhan menutup sebuah pintu,sebenarnya Tuhan sedang mengarahkan kita kepada pintu yang lain dimana berkat yang lebih baik sedang menunggu kita?

Seringkali kita tidak boleh berpikir jernih dan melihat kebenaran tentang hal tersebut kerana jiwa kita merana disebabkan kesedihan dan mata kita dipenuhi dengan airmata. Kita lupa sama sekali tentang kebenaran yang mengatakan bahawa Allah menuntun kita seperti seorang Ayah menuntun anaknya, seperti seorang Gembala yang baik menuntun domba-dombanya yang lemah dan bodoh. Kita lupa tentang kebenaran yang mengatakan; "......jika kamu yang jahat tahu memberikan apa yang baik untuk anak-anakmu, terlebih lagi Bapamu yang di syurga!......"

Salah satu alasan kenapa Tuhan menutup sebuah pintu atau beberapa pintu dalam kehidupan kita, yaitu karena di balik pintu-pintu itu tidak tersedia sesuatu yang berharga bagi hidup kita, atau juga mungkin ada sesuatu hal
yang tidak akan membawa suatu kebaikan bagi kita.

Seringkali Tuhan menutup beberapa pintu dalam kehidupan kita hanya untuk membuat kita lebih dewasa, lebih matang, lebih berkualiti dan membuat kita lebih tahan uji! Tuhan memilih melakukan hal itu kerana dalam keadaan
demikianlah kita lebih mudah untuk menjadi rendah hati untuk belajar mendengarkan nasihatNya; belajar tentang hal-hal yang lebih bererti, lebih bersifat kekal, belajar tentang menghargai orang lain dan belajar untuk tidak lagi bernafsu meninggikan diri sendiri!

Seorang penjual burung harus menyelubungi sangkar burungnya dengan sehelai kain hitam saat menginginkan burung yang ada di dalam sangkar itu untuk mengeluarkan suara kicauanya yang merdu dan indah. Konon dengan menutupi
sangkar burung dan menjadikannya gelap akan membuat burung tersebut berkonsentrasi sehingga memunculkan hal-hal yang baik dari dirinya, iaitu kicauannya. Dan ketika sang burung melihat cahaya terang kembali, kicauannya selalu menjadi bunyi yang riang dan menyegarkan.

Seorang tukang besi harus memanaskan berkali-kali batang besi yang
mulanya buruk dan kemudian harus memukulnya berkali-kali untuk menjadikan bentuk besi buruk tadi menjadi sebuah perkakas yang kuat, tahan banting dan berguna untuk banyak orang atau menjadikannya sebagai sebuah benda seni yang sangat indah dan mahal.

Nah, sekarang dapatkah kita percaya bahwa pintu-pintu yang tertutup dalam hidup kita bukan berarti Tuhan menghukum atau tidak mengasihi kita dan mahukah kita mulai belajar mempercayai hidup kita kepadaNya, kepada Dia yang maha tahu, maha bijaksana dan yang sangat mengasihi kita?

Baiklah kita mulai belajar bersyukur kepadaNya untuk pintu-pintu yang
tertutup dalam kehidupan kita, karena itu hanya mengarahkan anda kepada pintu anugerah dan berkat yang terbaik yang dibuka oleh Tuhan untuk kehidupan kita!

Sentuh Hatiku

(dapat email dari teman)

Dear all,

Mungkin banyak yang dengar lagu sentuh hatiku, yang dinyanyikan oleh Maria
Shandy dan Jason. Akan tetapi dibalik lagu itu ternyata ada sebuah kisah yang luar biasa.
Pencipta lagu ini adalah seorang anak Tuhan, dan kisah didalam lagu itu adalah
milik teman sekolahnya.
Temannya itu diperkosa oleh ayahnya sendiri dan menjadi gila, sehingga harus
dipasung (dirantai) dirumahnya.
Ia suka datang dan mendoakan anak itu sambil
sesekali menulis lirik lagu..

Waktu pun berlalu..........

Dia pun pindah kota dan mulai sibuk dengan kegiatannya sendiri. Suatu ketika, tiba-tiba anak perempuan itu menelpon dia. Tentu saja kaget bukan main, karena dia tahu anak itu kan gila dan dipasung! Kenapa sekarang bisa lepas? Bisa telepon juga?

Akhirnya anak perempuan itu cerita, suatu hari entah karena karat atau
bagaimana rantainya lepas dari tangan dan kakinya. Satu hal yang langsung dia ingat, dia mau bunuh bapaknya! Tetapi saat dia bangun, ia melihat Tuhan Yesus dengan jubah putihnya, berkata : "Kamu harus memaafkan papa kamu."
Tetapi anak itu ga bisa dan dia terus menangis, memukul, dan berteriak..
Sampai akhirnya Tuhan memeluk dia dan berkata : "Aku mengasihimu anakKu"
Walaupun bergumul akhirnya anak itupun memaafkan papanya, mereka sekeluarga
menangis dan boleh kembali hidup normal.

Dari situ lah lagu sentuh hatiku ditulis.....

Kisah diatas sungguh2 terjadi, semoga bisa menginspirasi kita agar bisa
merasakan kasih Tuhan yang luar biasa dan tak pernah berhenti.....

Jesus bless us.

SENTUH HATIKU
Jason ; Maria Shandi

Betapa ku mencintai
Segala yang telah terjadi
Tak pernah sendiri jalani hidup ini
Selalu menyertai

Betapa ku menyadari
Di dalam hidupku ini
Kau s'lalu memberi, rancangan terbaik
Oleh karena kasih

REFF :
Bapa, Sentuh hatiku, ubah hidupku
Menjadi yang baru
Bagai emas yang murni
Kau membentuk bejana hatiku

Bapa, ajarku mengerti sebuah kasih
Yang selalu memberi
Bagai air mengalir
Yang tiada pernah berhenti

KasihMu ya Tuhan, tak pernah berhenti.......



Mengayuhlah terus, Aku bersamamu.”

Pada awalnya, aku memandang Tuhan sebagai seorang pengamat; seorang hakim yang mencatat segala kesalahanku, sebagai bahan pertimbangan apakah aku akan dimasukkan ke surga atau dicampakkan ke dalam neraka pada saat aku mati. Dia terasa jauh sekali, seperti seorang raja. Aku tahu Dia melalui gambar-gambar- Nya, tetapi aku tidak mengenal-Nya.

Ketika aku bertemu Yesus, pandanganku berubah.


Hidupku menjadi bagaikan sebuah arena lumba basikal, tetapi basikalnya boleh ditungai dua orang atau dengan nama lain sepeda tandem, dan aku tahu bahwa Yesus duduk di belakang, membantu aku mengayuh pedal basikal.

Aku tidak tahu sejak bila Yesus mengajakku bertukar tempat, tetapi sejak itu hidupku jadi berubah. Saat aku memegang pengendali, aku tahu jalannya. Terasa membosankan, tetapi lebih dapat diramal… biasanya, hal itu tak berlangsung lama. Tetapi, saat Yesus kembali pegang kendali, Ia tahu jalan yang panjang dan menyenangkan. Ia membawaku mendaki gunung, juga melewati batu-batu karang yang terjal dengan kecepatan yang menegangkan.

Saat-saat seperti itu, aku hanya boleh menggantungkan diriku sepenuhnya pada-Nya!

Terkadang rasanya seperti sesuatu yang 'gila', tetapi Ia berkata, “Cepat, kayuh terus pedalnya!”

Aku takut, kuatir dan bertanya, “Aku mahu dibawa ke mana?”

Yesus tertawa dan tak menjawab, dan aku mulai belajar percaya.

Aku melupakan kehidupan yang membosankan dan memasuki suatu petualangan baru yang mencengangkan. .

Dan ketika aku berkata, “Aku takut!” Yesus mengurangkan kelajuan, mengayuh santai sambil menggenggam tanganku. Ia membawaku kepada orang-orang yang menyediakan hadiah-hadiah yang aku perlukan …orang-orang itu membantu menyembuhkan aku, mereka menerimaku dan memberiku sukacita. Mereka membekalkan aku dengan hal-hal yang aku perlukan untuk melanjutkan perjalanan … perjalananku bersama Tuhanku. Lalu, kami pun kembali mengayuh basikal kami.

Kemudian, Yesus berkata, “Berikan hadiah-hadiah itu kepada orang-orang yang memerlukannya; jika tidak, hadiah-hadiah itu akan menjadi beban bagi kita.”

Terlintas seketika diminda untuk tidak ingin membagikan hadiah yang diperolehi kepada orang lain... mau makan sendiri sahaja, tetapi bila aku pun melakukannya. Aku membagi-bagikan hadiah-hadiah itu kepada orang-orang yang kami jumpai, sesuai keperluan mereka. Aku belajar bahawa ternyata memberi adalah sesuatu yang membahagiakan.

Pada mulanya, aku tidak ingin mempercayakan hidupku sepenuhnya kepadaNya. Aku takut Ia menjadikan hidupku bercelaru; tetapi Yesus tahu rahsia mengayuh basikal. Ia tahu bagaimana membelok di selekoh yang tajam, Ia tahu bagaimana melompat batu karang yang tinggi, Ia tahu bagaimana terbang untuk mempercepat melewati tempat-tempat yang menakutkan.

Justify Full

Aku belajar untuk diam sementara sambil terus mengayuh … menikmati pemandangan dan tiupan angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahku selama perjalanan bersama Sahabatku yang setia: Yesus Kristus.

Dan ketika aku tidak tahu apa lagi yang harus aku lakukan, Yesus akan tersenyum dan berkata …: “Mengayuhlah terus, Aku bersamamu.”

sumber : Thoughts for the day, 19 Feb 2003 by Chuck Ebbs