Taman Getsemani terletak di kaki bukit zaitun, dan merupakan tempat “kegemaran” Yesus, tempat dimana Yesus menyendiri dan berdoa. Di taman inilah Yesus pada malam terakhir menjalani jam-jam yang penuh penderitaan, waktu-waktu dimana Dia gemetar dalam kemanusiaan-Nya, memilih untuk menderita dan mati disalib untuk menanggung dosa manusia.
Dengan kepercayaan seperti seorang anak, Yesus menyerahkan segala keinginan-Nya kepada Allah Bapa, “Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin biarlah cawan ini berlalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Ku kehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Matius 26:39)
Ditempat ini pula Yudas menghianati Tuhannya datang bersama dengan para pelayan dari imam-imam besar untuk menangkap-Nya. Semua murid-Nya meninggalkan-Nya seorang diri, memenuhi nubuatan yang berkata “Aku akan memukul sang gembala dan domba-domba akan terserak”. Di Taman Getsemani ini terdapat lapan pohon zaitun yang sudah sangat tua. Beberapa ahli botani menyatakan bahawa usianya mungkin sudah melebihi 3000 tahun. Josephus menghubungkannya bahawa Titus menebang semua pohon di sekitar Yerusalem pada tahun 70 M. Jika terlepas dari penghancuran, maka pohon-pohon itu sezaman dengan pohon-pohon dimana Yesus berdoa pada malam penderitaan-Nya.
Tahun 379 M, orang-orang Byzantine membangun Basilica yang pertama diatas tempat kudus yang dipakai Yesus berdoa dan menderita. Bangunan ini dihancurkan tahun 614 oleh orang Persia. Di abad ke-12 Pasukan Perang Salib (Crusader) membangun kembali gereja ini. Sekarang, gereja ini termasuk salah satu bangunan terindah yang terdapat di Yerusalem (dibangun tahun 1919-1924). Sejak enam belas bangsa menyumbangkan tenaga untuk membangunnya, gereja ini disebut “GEREJA SEGALA BANGSA – CHURCH OF ALL NATION”.
Sebuah batu karang besar terletak tepat di bawah altar gereja ini, disebut “Batu Penderitaan”. Di bahagian muka, terdapat empat buah patung penulis Injil dengan masing-masing injilnya, juga terdapat mosaic yang menggambarkan Kristus mempersembahkan diri-Nya dan penderitaan dunia kepada Bapa-Nya di pedimennya (Bahagian depan). Di tempat ini kita akan “menemukan” Yesus bila kita merenungkan apa yang terjadi disana 2000 tahun silam. Sampai berkeringat darah, tak berdaya seperti domba yang akan dikorbankan bagi penebusan kita, anak-anak Allah yang sangat dicintai-Nya. Dia telah memenangkan pertarungan melawan setan dan dikeluarkan sebagai pemenang.
Dalam kehidupan kita sekarang ini, dimana setan terus menerus menyerang, dimana penderitaan dan kepahitan hidup hampir menenggelamkan kita, dalam ketakutan menghadapi godaan dan cobaan, kita akan menemukan Yesus, Tuhan yang Hidup dan Pemenang, jika kita menggunakan senjata yang sama – kepercayaan seorang anak dan penyerahan diri sepenuhnya kepada kehendak Bapa. Seperti doa yang Yesus ucapkan : “Bapa Ku, bukan kehendak-Ku, melainkan jadilah seperti yang Engkau kehendaki”, doa ini memberikan kekuatan untuk menghadapi godaan dan penderitaan.
“Yesus, dalam kegelapan malam dan dalam kesedihan dan ketakutan Kau ucapkan kata-kata penyerahan dan percaya kepada Bapa. Dengan rasa cinta dan terima kasih, kuucapkan bersama-sama dengan Dikau, pada waktu aku dalam kesusahan dan ketakutan : “Bapa-Ku, aku tidak mengerti, tetapi aku percaya pada-Mu.”
(Teks yang tertulis pada salah satu batu dibawah Pohon Zaitun di Taman Gethsemani).
Friday, February 29, 2008
Thursday, February 28, 2008
Surat Dari Bapa
Saat kau bangun dipagi hari, Aku memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepadaKu, walaupun hanya sepatah kata, meminta pendapatKu atau bersyukur kepadaKu atas sesuatu hal indah yang terjadi di dalam hidupmu kemarin, tetapi aku melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja.
Aku kembali menanti. Saat engkau sedang bersiap, Aku tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapaKu, tetapi engkau terlalu sibuk. Di satu tempat, engkau duduk di sebuah kursi selama lima belas menit tanpa melakukan apapun.
Kemudian Aku melihat engkau menggerakkan kakimu. Aku berpikir engkau ingin berbicara kepadaKu tetapi engkau berlari ke telepon dan menelepon seorang teman untuk mendengarkan gosip terbaru. Aku melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan Aku menanti dengan sabar sepanjang hari.
Dengan semua kegiatanmu, Aku berpikir engkau terlalu sibuk untuk mengucapkan sesuatu kepadaKu. Sebelum makan siang Aku melihatmu memandang kesekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepadaKu, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu. Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara kepadaku dengan lembut sebelum mereka makan, tetapi engkau tidak melakukannya.
Tidak apa-apa. Masih ada waktu yang tersisa, dan Aku berharap engkau akan berbicara kepadaKu, meskipun saaat engkau pulang ke rumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan. Setelah beberapa hal tersebut selesai engkau kerjakan, engkau menyalakan televisi, Aku tidak tahu apakah kau suka menonton televisyen atau tidak, hanya saja engkau selalu kesana dan menghabiskan banyak waktu setiap hari didepannya, tanpa memikirkan apapun hanya menikmati acara yang ditampilkan.
Kembali Aku menanti dengan sabar saat engkau menonton TV dan menikmati makananmu tetapi kembali kau tidak berbicara kepadaKu. Saat tidur Kupikir kaumerasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ke tempat tidur dan tertidur tak lama kemudian. Tidak apa-apa karena mungkin engkau tidak menyadari bahawa Aku selalu hadir untukmu. Aku telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari.
Aku bahkan ingin mengajarkanmu bagaimana bersabar terhadap orang lain.Aku sangat mengasihimu, setiap hari Aku menantikan sepatah kata, doa atau pikiran atau syukur dari hatimu. Baiklah... engkau bangun kembali dan kembali. Aku akan menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberiKu sedikit waktu. Semoga harimu menyenangkan.
Bapamu,
ALLAH
Subscribe to:
Posts (Atom)