Thursday, May 15, 2008

10 Rules for a Blessed Day

1. TODAY I WILL NOT STRIKE BACK
If someone is rude, if someone is impatient, if someone is unkind, I will not respond in a like manner.

2. TODAY I WILL ASK GOD TO BLESS MY 'ENEMY'
If I come across someone who treats me harshly or unfairly, I will quietly ask God to bless that individual. I understand "enemy" could be a family member, neighbor, co-worker or stranger.

3. TODAY I WILL BE CAREFUL ABOUT WHAT I SAY
I will carefully choose and guard my words being certain that I do not spread gossip.

4. TODAY I WILL GO THE EXTRA MILE
I will find ways to help share the burden of another person.

5. TODAY I WILL FORGIVE
I will forgive any hurts or injuries that come my way.

6. TODAY I WILL DO SOMETHING KIND FOR SOMEONE, (BUT I WILL DO IT IN SECRET)
I will reach out anonymously and bless the life of another.

7. TODAY I WILL TREAT OTHERS THE WAY I WISH TO BE TREATED
I will practice the golden rule. "Do Unto others as I would have them do unto me"- with EVERYONE I encounter.

8. TODAY I WILL RAISE THE SPIRITS OF SOMEONE WHO IS DISCOURAGED
My smile, my words, my expression of support, can make the difference to someone who is wrestling with life.

9. TODAY I WILL NURTURE MY BODY
I will eat less . . . I will eat only healthy foods. I will thank God for my body.

10. TODAY I WILL GROW SPIRITUALLY
I will spend a little more time in prayer today. I will begin reading something spiritual or inspirational; I will find a quiet place (at some point during this day) and listen to God's voice.

20 BERKAT

1. mengapa saya berkata "Saya tidak bisa" jika Alkitab mengatakan bahwa saya bisa melakukan segala sesuatu di dalam Dia yang memberi kekuatan kepada saya (Fil 4:13)?

2. Mengapa saya merasa kurang jika saya tahu bahwa Allah akan memenuhi segala keperluan saya menurut kekayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus (Fil 4:19)?

3. Mengapa saya harus merasa takut jika Alkitab berkata bahwa Tuhan tidak memberi saya roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, ketertiban (2 Tim 1:7)?

4. Mengapa saya harus merasa kurang iman jika saya tahu bahwa Allah telah mengaruniakan kepada saya ukuran iman tertentu (Rom 12:3)?

5. Mengapa saya menjadi lemah jika Alkitab berkata bahwa Allah adalah terang dan keselamatan saya dan bahwa saya akan tetap kuat dan akan bertindak (Maz 27:1, Dan 11:32)?

6. Mengapa saya harus membiarkan iblis menang atas hidup saya jika Roh yang ada di dalam saya lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia (1 Yoh 4:4)?

7. Mengapa saya harus pasrah kalah jika Alkitab berkata bahwa Allah dalam Kristus selalu membawa kita di jalan kemenanganNya (2 Kor 2:14)?

8. Mengapa saya harus kekurangan hikmat jika Kristus sendiri telah menjadi hikmat bagi saya dan Allah akan memberi hikmat jika saya minta padaNya (1 Kor 1:30; Yak 1:5)?

9. Mengapa saya harus depresi jika saya dapat mengingat bahwa saya dapat berharap pada Allah yang kasih setiaNya tidak habis-habisNya setiap pagi (Rat 3:21-23)?

10. Mengapa saya harus kuatir, resah, dan rewel jika saya dapat menyerahkan segala kekuatiran saya pada Tuhan yang memelihara saya (1 Pet 5:7)?

11. Mengapa saya harus selalu hidup dalam beban jika saya tahu bahwa di mana ada Roh Allah, ada kemerdekaan, dan Kristus telah memerdekakan kita (2 Kor 3:17; Gal 5:1) ?

12. Mengapa saya harus merasa terhukum jika Alkitab berkata bahwa saya tidak ada lagi di bawah penghukuman sebab saya di dalam Kristus (Rom 8:1) ?

13. Mengapa saya harus merasa sendirian jika Yesus berkata Ia akan selalu menyertai saya, tidak akan membiarkan dan tak akan meninggalkan saya (Mat 28:20; Ibr 13:5)?

14. Mengapa saya harus merasa terkutuk atau merasa saya menjadi korban nasib sial jika Alkitab berkata bahwa Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum taurat sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu (Gal 3:13-14) ?

15. Mengapa saya harus merasa tidak puas dalam hidup ini jika saya,seperti Paulus, bisa belajar untuk menjadi puas dalam segala keadaan (Fil 4:11) ?

16. Mengapa saya harus merasa tidak layak jika Kristus telah dibuat menjadi dosa karena kita, supaya di dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah (2 Kor 5:21) ?

17. Mengapa saya merasa takut disiksa orang jika saya tahu bahwa jika Allah di pihak saya tidak ada yang akan melawan saya (Rom 8:31) ?

18. Mengapa saya harus bingung jika Allah adalah Raja Damai dan Ia memberi saya pengetahuan melalui RohNya yang diam di dalam kita (1 Kor 14:33;2:12)

19. Mengapa saya harus terus-menerus gagal dan jatuh jika Alkitab berkata bahwa sebagai anak Allah saya lebih daripada orang-orang yang menang dalam segala hal, oleh Dia yang telah mengasihi saya (Rom 8:37)?

20. Mengapa saya harus membiarkan tekanan hidup mengganggu saya jika saya dapat punya keberanian karena tahu Tuhan Yesus telah menang atas dunia dan penderitaan (Yoh 16:33)? " Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah ! " (Mazmur 46:11a)

Monday, May 5, 2008

Ibu Teresa


Kerendahan Hati

Berbicara sesedikit mungkin tentang diri sendiri
Uruslah sendiri persoalan-persoalan
Hindarilah rasa ingin tahu
Janganlah mencampuri urusan orang lain
Terimalah pertentangan dengan kegembiraan
Jangan memusatkan perhatian kepada kesalahan orang lain
Terimalah hinaan dan caci maki
Terimalah perasaan tak diperhatikan, dilupakan dan dipandang rendah
Mengalah terhadap kehendak orang lain
Terimalah celaan walaupun anda tidak layak menerimanya
Bersikap sopan dan peka, seklipun seseorang memancing amarah anda
Janganlah mencoba agar dikagumi dan dicintai
Bersikap mengalah dalam perbedaan pendapat, walaupun anda benar
Pilihlah selalu yang tersulit

Dilahirkan di Skopje, Yugoslavia, dengan nama Agnes Boyakhul, 26 Agustus 1910. la masuk Biara 1oretto di Irlandia 1928. Setahun sesudahnya dikirim ke India untuk menjalankan novisiatnya di sana dan memulai karya sebagai guru, mengajar di
SMP St.Mary Calcuta.
Ia mengajar di situ hampir 20 tahun. Pada tahun 1946 dalam perjalanan menuju retret tahunannya, ia berkata: "Aku mendengar panggilan untuk meninggalkan segalanya dan mengikuti DIA ke lorong-lorong kumuh untuk melayani orang-orang miskin dan teriantar.

la mengajukan permohonan kepada pimpinan Biara Loretto dan pada tahun 1984 ia meninggalkan biara Lorreto. Dalam ketaatan kepada Uskup Agung Calcuta, ia memulai hidup di tengah orang-orang miskin. Ia mendirikan sekolah di daerah kumuh dan mulai mengajar anak-anak miskin di situ. la juga belajar obat-obatan sederhana dari para suster BKK (Biarawati Karya Kesehatan) dan mulai mengunjungi rumah-rumah orang sakit dan merawat mereka. Tidak lama banyak gadis alumni Sekolah St. Mary bergabung dengan dengan dia dan melayani orang-orang menderita itu.

Tahun 1952 ia bertemu seorang wanita yang dibuang, sedang dalam keadaan hampir mati di jalan. Badannya penuh dengan tikus-tikus dan semut. Ia mengangkat wanita itu dan membawanya ke Rumah Sakit, tetapi Rumah Sakit tidak melayani. Teresa Ialu membawa ibu itu ke Wahkota dan meminta pertolongan untuk melayani orang-orang miskin, agar mereka boleh mendapat tempat perlindungan yang layak.
Petugas kesehatan membawa dia ke sebuah gedung di dekat kuil Hindu. Gedung itu tidak dipakai, kecuali sebagai penginapan bagi para pengunjung kuil. Petugas kesehatan itu menawarkan rumah itu kepada Ibu Teresa untuk digunakan. Dalam sehari ia menampung banyak orang sakit di situ dan memulai di rumah itu tempat untuk orang sakit payah - yang sekarang terkenal dengan nama: Kalighat.

Bertahun-tahun ia mengembangkan karya pelayanannya ini secara subur. la melayani hampir setiap penderita yang ia jumpai untuk dilayani; memberi perlindungan, memelihara anak-anak yatim-piatu, memberi makan yang lapar dan memberi pakaian kepada yang telanjang, membuka klinik untuk keluarga berencana, pelayanan perawatan jalan, dan perawatan orang-orang lepra.

Ia mendirikan Tarekat Misionaris Cintakasih, yang sekarang sudah lebih dari 3000 anggotanya, yang bekerja di 52 negara di manca negara seperti di Roma, Addis Ababa, Bronx, Jenkins, Kentucky. Para suster menjalankan hidup bakti dengan mengikrarkan kaul ke-empat yakni "Dengan Segenap Hati Dan Seluruh Diri. Memberikan Pelayanan Bebas Kepada Mereka Yang Paling Miskin". Dalam situasi dunia di mana panggilan hidup religius berkurang, suster Misionaris Cintakasih ini malah bertumbuh amat subur. Penjelasan untuk ini sangat sederhana, kata Ibu Teresa: "Ada banyak wanita data pekerjaan seperti ini yang masih tetap mencari suatu kehidupan doa, kemiskinan dan pengorbanan."

Pekerjaan Ibu Teresa diakui di seluruh dunia. Ia terkenal sebagai wanita yang diakui di mata dunia dan pada tahun 1979 ia mendapat hadiah Nobel Perdamaian.
Kemasyhuran nama seperti itu tidak memudarkan cara hidqpnya yanq luqu yanq bersinarkan cinta-kasih Kristus kepada orang-orang miskin. la berjalan dengan kaki telanjang ke mana saja bila perlu dan tidur di tantai rumah-rumah penampungan orang miskin bersama suster-suster dan novis-novisnya. la makan makanan orang sederhana dan minum air putih. Seperti semua susternya, ia pun mempunyai hanya dua buah baju putih sari dan sendiri mencuci pakaian.

Para pengunjung merasa terharu oleh kesederhanaan hidupnya. Mereka menyaksikan ia sedang menyisir rambut seorang anak gadis India. Ia memadamkan listrik kalau ekaristi atau doa di kapel sudah tidak lagi butuh terang lampu untuk membaca. Hal-hal itu lebih menunjuk kepada cara hidup dan semangatnya. "Tak ada uang yang diberikan kepada orang miskin." .a menjelaskan: "Adalah suatu pemborosan kalau kita membiarkan listrik bernyala tanpa diperlukan. Kta hanya boleh menggunakan kalau itu perlu sekali".

Ibu Teresa pergi ke mana-mana untuk berbicara tentang pelayanan kasih. Ia tidak menumpuk uang untuk tarekatnya. Uang-uang yang aiperolehnya semuanya dipakai untuk pelayanan orang-orang kecil itu. la berbicara sederhana dan gamblang, tepat sasaran. Ia menggambarkan dengan jelas warta cinta kasih Yesus bagi orang-orang miskin dan teriantar. Pewartaannya merupakan pancaran nyala cinta seperti yang digambarkannya dalam ungkapan-ungkapan yang terus-menerus diulanginya: "Kami buat karena Yesus, untuk Yesus dan bersama Yesus". "Sesuatu yang indah untuk Tuhan", "memberi sampai diri sendiri menderita karena memberi", "layanilah Yesus dalam orang-orang yang menderita dan terbuang".

Terbukti orang-orang yang tersentuh pelayanan Ibu Teresa akan bertanya: "Apa yang dapat saya lakukan?"; jawabannya selalu sama; yakni, suatu jawaban yang memperjelas visinya. Jawaban diberikan secara pribadi, sesuai tempat di mana kita berada: "Mulai saja, ...satu, satu, satu", ujarnya. "Mulai di rumah dengan mengatakan sesuatu yang baik kepada anakanakmu, kepada suamimu, atau kepada istrimu. Mulai dengan melakukan apa saja yang dapat kau lakukan, sesuatu yang indah untuk Allah". Sebagai suatu kritik sosial, ia mengganti kebiasaan memerintah dengan pelayanan.

Selama tahun-tahun pelayanannya ia tidak nampak jera atau lelah. la selatu tampak gembira, ceria, yang merupakan unsur paling penting dalam hidup para suster Misionaris Cintakasih.

la menghayati kegembiraan kebangkitan. Kegembiraan dan sukacita adatah pusat karya pelayanannya. "Buatiah apa yang kau mau buat dengan gembira dan dengan suatu hati penuh bahagia", ia menasehati suster-susternya. Orang-orang yang sakit payah adalah tubuk hati Yesus yang bersengsara.

"Kapan saja engkau menjumpai Yesus, tersenyumlah kepada-Nya". la mengatakan kepada suster-susternya, 'Uikalau kamu tidak mau tersenyum kepada Yesus, maka lebih baik bungkusla pakaianmu dan pulang saja ke rumah".

Pada suatu kesempatan konferensi pers di USA, ia ditanyakan hal-hal sekitar perubahan dan perkembangan di dalam Gereja, masalah emansipasi wanita, kerohanian dunia Barat, ekonomi dan penggunaan media untuk pewartaan Injil.
la mengatakan: "Saya tidak tahu apa-apa tentanq hal itu." Atau bahkan ia balik bertanya yang ada kaitannya dengan visinya: "Kalau anda melakukan pekerjaan ini untuk kemuliaan diri, Anda hanya lakukan itu untuk satu tahun, dan tidak lebih. Hanya kalau engkau melakukan itu untuk Yesus maka engkau akan terus maju." Ibu Teresa dan suster-susternya menghayati Injil secara harafiah dan amat radikal.

Kepada anggota-anggota pers, paling sedikit waktu ia berbicara pada kesempatan itu, ia sangat berbeda pengalaman dengan semua yang lain. Mereka tidak biasa mendengar seseorang berkata bahwa ia mencintai Yesus dan didorong oleh Yesus, atau didukung oleh Ekaristi dan doa. Ada beberapa orang yang terharu, yang dapat kita saksikan dengan melihat mata mereka. Kebanyakan orang kehilangan warta kasih yang sebenarnya dan memandang dia sebagai wanita naif yang coba mempengaruhi dunia yang tidak dapat lagi berubah situasi sosiainya ini. Mereka memuji dia dan pekerjaannya, sambil kehilangan kesederhanaan dan 'Keluguan motivasinya.

Beberapa orang yang mengenal Ibu Teresa, yang menggunakan waktu berbincang - bincang dengan dia, merasakan bahwa beliau sungguh satu karunia Tuhan bagi jaman kita. Barangkali ia juga salah satu dari tokoh-tokoh historis yang muncul sebagai nabi yang datang untuk memperingatkan kita akan warta gembira Injil, mengingatkan kita akan apa yang Allah Bapa harapkan dari kita.

Agnes Boyaxhui mengeluh tentang kata-kata dan mengatakan: "Terlalu banyak kata-kata". "Biarkan mereka melihat saja apa yang kita buat". Tetapi ia terus berbicara, dengan sabar mengulangi hal-hal pokok dari cita-cita dan visinya. Beberapa ungkapan yang mengikuti - pembicaraannya - semoga dapat menjadi inspirasi dan pemahaman tentang wanita itu dan karyanya.

Sunday, May 4, 2008

Antara merebut nama Allah dan mempertahan akidah


BANYAK pihak mendesak saya memberi pandangan tentang penggunaan nama Allah oleh agama lain khususnya Kristian di Malaysia. Pada awalnya, saya selalu mengelak, cuma memberi pandangan ringkas dengan berkata: “Ini bukan isu nas Islam, ianya lebih bersifat pentadbiran atau tempatan. Peraturan ini mungkin atas alasan-alasan setempat seperti kenapa sekarang baru ditimbulkan isu ini? Kenapa hanya Bible bahasa Melayu sahaja yang hendak menggunakan panggilan Allah, tidak edisi Inggerisnya? Adakah ada agenda tersembunyi? Maka wujudnya tanda soal dan beberapa prasangka yang mungkin ada asasnya. Maka lahirlah kebimbangan terhadap kesan yang bakal timbul dari isu itu

Didesak

Namun, akhir-akhir ini saya terus didesak. Saya kata: “Jika anda hendak tahu pendirian Islam bukanlah dengan falsafah-falsafah tentang akar bahasa itu dan ini yang diutamakan. Rujuk terdahulu apa kata al-Quran dan al-sunah. Lepas itu kita bincang hukum berkenaan bertitik tolak dari kedua sumber tersebut. Kadangkala kesilapan kita dalam mempertahankan perkara yang tidak begitu penting, boleh melupakan kita kepada isu yang lebih penting. Isu terpenting adalah kefahaman mengenai keadilan dan kerahmatan Islam yang mesti sampai kepada setiap Muslim atau bukan Muslim di negara ini. Supaya gambaran negatif yang salah terhadap Islam dapat dikikis. Di samping itu, hendaklah kita jelas bahawa yang membezakan akidah Islam dan selainnya bukanlah pada sebutan, atau rebutan nama Allah, sebaliknya pada ketulusan tauhid dan penafian segala unsur syirik. Di samping, kita mesti bertanya : Mengapakah kita sentiasa merasakan akan menjadi pihak yang tewas jika orang lain memanggil Tuhan Allah? Mengapakah tidak dirasakan itu lebih memudahkan bagi menyampaikan kepada mereka tentang akidah Islam? Maka apakah isu ini bertitik tolak dari nas-nas Islam atau kebimbangan disebabkan kelemahan umat Islam?”

Jika kita membaca al-Quran, kita dapati ia menceritakan golongan musyrikin yang menentang Nabi Muhammad s.a.w. juga menyebut nama Allah dan al-Quran tidak membantah mereka, bahkan itu dijadikan landasan untuk memasukkan akidah Islam yang sebenar. Firman Allah: (maksudnya) Dan demi sesungguhnya! Jika engkau (wahai Muhammad) bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan mereka?” Sudah tentu mereka akan menjawab: “Allah! (jika demikian) maka bagaimana mereka rela dipesongkan? Dan (Dialah Tuhan Yang mengetahui rayuan Nabi Muhammad) yang berkata: Wahai Tuhanku! Sesungguhnya mereka ini adalah satu kaum yang tidak mahu beriman! (Surah al-Zukhruf ayat 87-88). Firman Allah dalam ayat yang lain: (maksudnya) Dan sesungguhnya jika engkau (wahai Muhammad) bertanya kepada mereka (yang musyrik) itu: “Siapakah yang menurunkan hujan dari langit, lalu dia hidupkan dengannya tumbuh-tumbuhan di bumi sesudah matinya?” Sudah tentu mereka akan menjawab: “Allah.” Ucapkanlah (wahai Muhammad): “Alhamdulillah” (sebagai bersyukur disebabkan pengakuan mereka yang demikian), bahkan kebanyakan mereka tidak menggunakan akal (untuk memahami tauhid) (surah al-Ankabut ayat 63). Ayat-ayat ini, bahkan ada beberapa yang lain lagi menunjukkan al-Quran tidak membantah golongan bukan Muslim menyebut Allah sebagai Pencipta Yang Maha Agung. Bahkan Nabi Muhammad s.a.w. disuruh mengucapkan kesyukuran kerana mereka mengakui Allah. Apa yang dibantah dalam ayat-ayat ini bukanlah sebutan Allah yang mereka lafazkan, sebaliknya ketidak tulusan tauhid yang menyebabkan akidah terhadap Allah itu dipesongkan atau bercampur syirik. Justeru, soal bukan Muslim mengakui Allah tidak dibantah oleh Islam, bahkan kita disuruh bersyukur kerana pengakuan itu. Cuma yang dibantah ialah kesyirikan mereka. Umpamanya, jika kita mendengar bukan muslim menyebut “Allah yang menurunkan hujan, atau menumbuhkan tumbuhan”, maka kita tentu gembira kerana dia mengakui kebesaran Allah. Apakah patut kita kata kepadanya: “Awak jangan kata Allah yang menurunkan hujan, atau mencipta itu dan ini, awak tidak boleh kata demikian kerana awak bukan Muslim, sebaliknya awak kena kata tokong awak yang menurun hujan.” Apakah ini tindakan betul? Tidakkah itu menjauhkan dia dari daerah ketuhanan yang sebenar? Kita sepatutnya berusaha mendekatkan dia kepada ajaran yang benar. Namun, jika dia berkata: “Tokong ini adalah Allah.” Saya kata: “Awak dusta, itu tidak benar! Maha Suci Allah dari dakwaan awak.”

Keamanan

Maka, ketika Allah menceritakan peranan peperangan dalam mempertahankan keamanan dan kesejahteraan manusia, Allah menyebut: (maksudnya)... Dan kalaulah Allah tidak mendorong setengah manusia menentang (pencerobohan) setengah yang lain, nescaya runtuhlah tempat-tempat pertapaan serta gereja-gereja (kaum Nasrani), dan tempat-tempat sembahyang (kaum Yahudi), dan juga masjid-masjid (orang Islam) yang sentiasa disebut nama Allah banyak-banyak dalam semua tempat itu dan sesungguhnya Allah akan menolong sesiapa yang menolong agamanya (agama Islam); Sesungguhnya Allah Maha Kuat, lagi Maha Perkasa. (Surah al-Hajj ayat 40). Ayat ini mengakui tempat-tempat ibadah itu disebut nama Allah. Adapun berhubung dengan orang Kristian, Allah menyebut: (maksudnya) Sesungguhnya telah kafirlah mereka yang berkata: “Bahawasanya Allah ialah salah satu dari yang tiga (triniti).” Padahal tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Tuhan Yang Maha Esa. (Surah al-Maidah ayat 73). Ayat ini tidak membantah mereka menyebut Allah, tetapi yang dibantah adalah dakwaan bahawa Allah adalah satu dari yang tiga.

Justeru itu kita lihat, orang-orang Kristian Arab memang memakai perkataan Allah dalam Bible, juga buku-buku doa mereka. Tiada siapa di kalangan ulama Muslimin sejak dahulu yang membantah. Jika ada bantahan di Malaysia, saya fikir ini mungkin atas alasan-alasan setempat. Cuma yang diharapkan, janganlah bantahan itu akhirnya memandulkan dakwah Islam dan menjadikan orang salah faham terhadap agama suci ini. Saya selalu bertanya sehingga bilakah kita di Malaysia akan begitu defensive, tidak memiliki antibodi dan tidak mahu berusaha menguatkannya dalam diri? Akhirnya, kita terus bimbang dan takut kepada setiap yang melintas. Padahal itu bukan sifat Islam. Islam agama yang ke hadapan, misi dan intinya sentiasa disebarkan. Sehingga Allah menyebut (maksudnya): Dan jika seseorang dari kalangan musyrikin meminta perlindungan kepadamu, maka berilah perlindungan kepadanya sehingga dia sempat mendengar keterangan-keterangan Allah (tentang hakikat Islam itu), kemudian hantarlah dia ke tempat yang selamat. Demikian itu (perintah tersebut) ialah kerana mereka itu kaum yang tidak mengetahui (hakikat Islam). (Surah al-Taubah ayat 6).

Ada orang tertentu yang berkata kepada saya: Nanti orang Islam keliru kerana sebutan nama Allah itu sama antara mereka dan Islam. Lalu rosak akidah orang Islam kita nanti. Saya berkata: “Jika sebutan nama Tuhan itulah yang menentukan akidah Islam, tentulah golongan musyrikin Mekah tidak memerlukan akidah yang dibawa oleh Nabi s.a.w. Mereka sekian lama memanggil Tuhan dengan panggilan Allah. Lihatlah bapa Nabi kita Muhammad bernama ‘Abdullah yang bermaksud hamba Allah. Tentu sekali bapa baginda lahir pada zaman jahiliah sebelum kemunculan baginda sebagai rasul. Nama itu dipilih oleh datuk nabi, Abdul Muttalib yang menjadi pemimpin Quraisy dahulu. Quraisy pada zaman jahiliah juga bertawaf dengan menyebut: Labbaikallahhumma yang bermaksud: Menyahut seruan-Mu ya Allah! Al- Imam Muslim dalam sahihnya meriwayatkan hadis mengenai perjanjian Hudaibiah antara Nabi s.a.w. dengan Quraisy Mekah, seperti berikut: “Sesungguhnya Quraisy membuat perjanjian damai dengan Nabi s.a.w. Antara wakil Quraisy ialah Suhail bin ‘Amr. Sabda Nabi s.a.w: Barangkali aku boleh tulis Bismillahirrahmanirrahim. Kata Suhail: Adapun Bismillah (dengan nama Allah), maka kami tidak tahu apa itu Bismillahirrahmanirrahim. Maka tulislah apa yang kami tahu iaitu BismikalLahumma (dengan nama-Mu Ya Allah!).” Dalam riwayat al-Bukhari, Nabi s.a.w. menerima bantahan tersebut. Ternyata mereka menggunakan nama Allah.

Maka yang membezakan akidah Islam dan selainnya adalah tauhid yang tulus yang menentang segala unsur syirik. Ketidak jelasan dalam persoalan inilah yang menggugat akidah generasi kita. Mereka yang berakidah dengan akidah Islam sangat sensitif kepada sebarang unsur syirik agar tidak menyentuh akidahnya. Bukan semua yang mengakui Allah akan dianggap beriman dengan iman yang sah selagi dia tidak membersihkan diri dari segala unsur syirik. Lihat, betapa ramai yang memakai serban dan jubah, berzikir sakan tetapi pada masa yang sama menyembah kubur-kubur tok wali tertentu. Ini yang dilakukan oleh sesetengah tarekat yang sesat. Apa beza mereka ini dengan yang memanggil nama-nama berhala yang asalnya dari nama orang- orang saleh juga, yang mati pada zaman dahulu. Firman Allah: (maksudnya) Ingatlah! Untuk Allah agama yang suci bersih (dari segala rupa syirik). Dan orang-orang musyrik yang mengambil selain dari Allah untuk menjadi pelindung (sambil berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah sehampir-hampirnya. Sesungguhnya Allah akan menghukum antara mereka tentang apa yang mereka berselisihan padanya. Sesungguhnya Allah tidak memberi hidayah petunjuk kepada orang-orang yang tetap berdusta (mengatakan yang bukan-bukan), lagi sentiasa kufur (dengan melakukan syirik). (Surah al-Zumar ayat 3). Di Malaysia kita pun ada yang memakai gelaran agama menentang pengajaran tauhid rububiah, uluhiah, asma dan sifat. Mereka ini menyimpan agenda musuh-musuh dakwah. Padahal pengajaran tauhid yang sedemikianlah yang mampu menjadikan Muslim memahami dengan mudah hakikat tauhid. Mampu membezakan antara; sekadar mempercayai kewujudan Allah dengan mentauhidkan Allah dalam zat-Nya, ibadah kepada-Nya dan sifat-sifat-Nya.

Mudah

Persoalan tauhid antisyirik ini begitu mudah dan ringkas untuk memahaminya. Nabi s.a.w. telah menyebarkannya dengan begitu pantas dan mudah. Seorang Badwi buta huruf yang datang berjumpa baginda mampu memahami hanya dalam beberapa sesi ringkas. Bahkan mampu pulang dan mengislamkan seluruh kaumnya dengan akidah yang teguh. Namun, di kalangan kita, pengajaran akidah yang dinamakan ilmu kalam begitu berfalsafah dan menyusahkan. Bukan sahaja Badwi, orang universiti pun susah nak faham. Sehingga seseorang bukan bertambah iman, tetapi tambah serabut. Bertahun-tahun masih kesamaran. Diajar Allah ada, lawannya tiada, dengar lawannya pekak, lihat lawannya buta... lalu ditokok tambah dengan falsafah-falsafah dan konsep-konsep yang menyusahkan. Padahal penganut agama lain juga menyatakan Tuhan itu ada, melihat, tidak buta, mendengar, tidak pekak dan seterusnya. Apa bezanya jika sekadar memahami perkara tersebut? Maka anak-anak orang Islam kita gagal memahami hakikat tauhid antisyirik yang sebenar. Padahal ianya begitu mudah semudah memahami kalimah-kalimah akidah dalam surah al-Ikhlas yang ringkas. Kata Dr. Yusuf al-Qaradawi: “Tambahan pula, perbahasan ilmu kalam, sekalipun mendalam dan kepenatan akal untuk memahami dan menguasainya, ia bukannya akidah... Lebih daripada itu perbahasan ilmu kalam telah terpengaruh dengan pemikiran Yunan dan cara Yunan dalam menyelesaikan masalah akidah. Justeru itu imam-imam salaf mengutuk ilmu kalam dan ahlinya serta berkeras terhadap mereka.” (Al-Qaradawi, Thaqafah al-Da‘ iyah, m.s. 92 Beirut: Muassasah al-Risalat). Dahulu kelemahan ini mungkin tidak dirasa, tetapi apabila kita hidup dalam dunia persaingan, kita mula menderitai kesannya.

Jika akidah generasi kita jelas, apakah mereka boleh keliru antara ajaran Islam dan Kristian? Adakah mereka tidak tahu beza antara ajaran yang menyebut Tuhan bapa, Tuhan anak dan ruhul qudus dengan akidah Islam yang antisyirik, hanya disebabkan adanya sebutan Allah? Begitu jauh sekali perbezaan itu! Bagaimana mungkin sehingga mereka tidak dapat membezakan antara malam dan siang? Apakah nanti kita tidak membenarkan pihak lain menyebut nama Nabi Ibrahim, Ishak, Ya‘kub, Daud dan lain-lain kerana budak-budak akan keliru lagi. Akidah apakah yang mereka belajar di KAFA, JQAF dan pelbagai lagi sehingga begitu corot. Kalau begitu, sama ada sukatan itu lemah, atau tenaga pengajarnya perlu dibetulkan.

Maka sebenarnya, ini adalah isu kelemahan umat Islam memahami akidah yang sebenar. Generasi kita tidak mempunyai benteng akidah yang kukuh. Lalu kita bimbang mereka keliru dengan akidah orang lain. Untuk mengatasi masalah ini, kita cuba mengambil pendekatan undang-undang. Agar dengan halangan undang-undang, kelemahan akidah generasi kita dapat dipertahankan. Persoalan yang patut kita fikirkan, sehingga bila kita mampu terus hidup hanya berbekalkan oksigen dari saluran undang-undang sehingga kita yang majoriti, dengan segala peruntukan yang ada; TV, radio, pelbagai institusi dan agensi yang dilindungi, masih takut kepada gerakan minoriti? Di manakah kehebatan Islam yang selalu kita sebut dan ceritakan sejarah kegemilangannya? Atau sebenarnya, kita tidak memiliki Islam seperti hari ia diturunkan? Maka kempen Islam kita selalu tidak berkesan. Bagi saya, bukan soal nama Allah itu yang terlalu perlu untuk direbut atau dijadikan agenda besar. Tetapi, gerakan membina semula akidah yang sejahtera dan memahamkan generasi kita wajah Islam yang sebenar agar mampu bersaing dan menghadapi cabaran zaman.

Dr. Mohd. Asri Zainul Abidin

ialah Mufti Kerajaan Negeri Perlis.

E-mel: moasriza@yahoo.com

Layari http://drmaza.com/

Friday, May 2, 2008

pengharaman perkataan Allah

Prosiding kes pengharaman perkataan Allah bermula 29 April
25-04-2008 03:53:01 PM
oleh NURUL AIN HUSSAIN

KUALA LUMPUR: Mahkamah Tinggi hari ini menetapkan 29 April sebagai tarikh perbicaraan kes permohonan editor akhbar Herald -The Catholic Weekly, Fathers Lawrence Joseph dari Titular Roman Catholic Archbishop Kuala Lumpur berhubung penggunaan perkataan Allah dalam akhbar mingguan tersebut.

Hakim Mahkamah Tinggi Kuala Lumpur, Lau Bee Lan mentetapkan tarikh itu di dalam kamar beliau setelah mendengar sebutan semula kes tersebut.

Peguam responden, Porres Royan yang mewakili Fathers Lawrence Joseph dan Titular Roman Catholic Archbishop Kuala Lumpur memberitahu pemberita, cadangan Lau Bee Lan itu telah dipersetujui kedua-dua pihak.

Pihak plantif meminta mahkamah meluluskan tiga pernyataan tuntutan terhadap pihak defendan, Kementerian Keselamatan Dalam Negeri yang diwakili oleh peguam Suzana Atan.

Tuntutan pertama adalah semakan semula deklarasi keputusan yang dibuat oleh Menteri Keselamatan Dalam Negeri.

Tuntutan kedua pula, permohanan terhadap hak certiorary dan tuntutan terakhir adalah membantah keputusan Menteri Keselamatan Dalam Negeri terhadap pengharaman penggunaan perkataan Allah dalam akhbar Herald - The Catholic Weekly.

Pada 28 Disember 2007, negara Malaysia gempar dengan kenyataan akhbar Herald - The Catholic Weekly yang dimiliki oleh gerakan Kristian Katolik telah memohon mahkamah untuk membenarkan mereka menggunakan nama Allah kerana yakin mereka juga mempunyai hak untuk menggunakan perkataan tersebut sebagai kata ganti nama kepada Tuhan.

Namun Kementerian Keselamatan Dalam Negeri telah mengarahkan agar penggunaan perkataan tersebut dihentikan serta merta.

Jika tidak, lesen penerbitan mereka tidak akan disambung selepas tamat pada 31 Disember 2007 nanti.

Prosiding perbicaraan kes akan bermula Selasa depan.

Tuesday, April 29, 2008

I was cried when read this

Subject: Isaiah 65:24
"With God all things are possible"
This story was written by a doctor who worked in South Africa..

One night I had worked hard to help a mother in the labor ward; but in
spite of all we could do, she died leaving us with a tiny premature baby
and a crying two-year-old daughter. We would have difficulty keeping the
baby alive, as we had no incubator (we had no electricity to run an
incubator).

We also had no special feeding facilities. Although we lived on the
equator, nights were often chilly with treacherous drafts. One student
midwife went for the box we had for such babies and the cotton wool that
the baby would be wrapped in.

Another went to stoke the fire and fill a hot water bottle. She came back
shortly in distress to tell me that in filling the bottle, it had burst
(rubber perishes easily in tropical climates). "And it is our last hot
water bottle!" she exclaimed. As in the West, it is no good crying over
spilled milk, so in Central Africa it might be considered no good crying
over burst water bottles. They do not grow on trees, and there are no
drugstores down forest pathways.

"All right," I said, "put the baby as near the fire as you safely can, and
sleep between the baby and the door to keep it free from drafts. Your job
is to keep the baby warm."

The following afternoon, as I did most days, I went to have prayers with
any of the orphanage children who chose to gather with me. I gave the
youngsters various suggestions of things to pray about and told them about
the tiny baby. I explained our problem about keeping the baby warm enough,
mentioning the hot water bottle, and that the baby could so easily die if
it got chills. I also told them of the two-year-old sister, crying because
her mother had died.

During prayer time, one ten-year old girl, Ruth, prayed with the usual
blunt consciousness of our African children. "Please, God" she prayed,
"send us a water bottle. It'll be no good tomorrow, God, as the baby will
be dead, so please send it this afternoon."

While I gasped inwardly at the audacity of the prayer, she added, "And
while You are about it, would You please send a dolly for the little girl
so she'll know You really love her?"

As often with children's prayers, I was put on the spot. Could I honestly
say, "Amen"? I just did not believe that God would do this. Oh, yes, I
know that He can do everything, the Bible says so. But there are limits,
aren't there? The only way God could answer this particular prayer would
be by sending me a parcel from my homeland. I had been in Africa for
almost four years at that time, and I had never, ever received a parcel
from home. Anyway, if anyone did send me a parcel, who would put in a hot
water bottle? I lived on the equator! Halfway through the afternoon,
while I was teaching in the nurses' training school, a message was sent
that there was a car at my front door.

By the time I reached home, the car had gone, but there, on the veranda,
was a large twenty-two pound parcel. I felt tears pricking my eyes. I
could not open the parcel alone, so I sent for the orphanage children.

Together we pulled off the string, carefully undoing each knot. We folded
the paper, taking care not to tear it unduly. Excitement was mounting.
Some thirty or forty pairs of eyes were focused on the large cardboard
box. From the top, I lifted out brightly colored, knitted jerseys. Eyes
sparkled as I gave them out Then there were the knitted bandages for the
leprosy patients, and the children looked a little bored. Then came a box
of mixed raisins and sultanas - that would make a batch of buns for the
weekend. Then, as I put my hand in again, I felt the.....could it really
be? I grasped it and pulled it out - yes, a brand-new, rubber hot water
bottle. I cried. I had not asked God to send it; I had not truly believed
that He would. Ruth was in the front row of the children. She rushed
forward, crying out, "If God has sent the bottle, He must have sent the
dolly too!"
Rummaging down to the bottom of the box, she pulled out the small,
beautifully dressed dolly. Her eyes shone! She had never doubted!

Looking up at me, she asked: "Can I go over with you and give this dolly
to that little girl, so she'll know that Jesus really loves her?"

That parcel had been on the way for five whole months. Packed up by my
former Sunday school class, whose leader had heard and obeyed God's
prompting to send a hot water bottle, even to the equator. And one of the
girls had put in a dolly for an African child - five months before, in
answer to the believing prayer of a ten-year-old to bring it "that
afternoon."

"Before they call, I will answer" (Isaiah 65:24) This awesome prayer takes
less than a minute. When you receive this, say the prayer,... that's all
you have to do. No strings attached. Just send it on to whomever you want
- but do send it on. Prayer is one of the best free gifts we receive.
There is no cost but a lot of rewards.

Let's continue praying for one another...
Father, I ask you to bless my friends reading this right now. I am asking
You to minister to their spirit at this very moment. Where there is pain,
give them Your peace and mercy. Where there is self doubting, release a
renewed confidence to work through them. Where there is tiredness or
exhaustion, I ask You to give them understanding, guidance, and strength
as they learn submission to Your leading. Where there is spiritual
stagnation, I ask You to renew them by revealing Your nearness, and by
drawing them into greater intimacy with You. Where there is fear, reveal
Your love, and release to them Your courage. Where there is a sin blocking
them, reveal it, and break its hold over the lives of my friends.
Bless their finances, give them greater vision, and raise up leaders and
friends to support and encourage them. Give each of them discernment to
recognize the evil forces around them, and reveal to them the power they
have in You to defeat it. I ask you to do these things in Jesus' name.

P.S. Passing this on to anyone you consider a friend will bless you both.
Passing this on to one not considered a friend is something Christ would
do.


"Do not ask the Lord to guide your footsteps if you're not willing to move
your feet."

Monday, April 28, 2008

"Keampunan"

Clean within! When we accept Jesus Christ as our Lord and Savior, the wonderful news is He forgives us all our sins!

What does it mean to be forgiven? Picture a dirty sheet which is covered with dirt. Then it is put in the wash and it comes out clean, white -- just like new.

Or picture your hands all covered with mud -- and you put them in a clear flowing stream of ice cold pure water. When you take them out, they are clean and shining and the mud is gone.

The Bible says when God forgives our sins, He removes them totally from us. "Though your sins were as scarlet, they will be as white as snow."

It is wonderful to be forgiven -- to be clean within. May God bless you as you seek Christ and accept the forgiveness that only He can give.

This week, can you please join us in prayer:

  • That millions all around the world would accept Christ and receive His offer of forgiveness and cleansing
  • That if it God's will we at Global Media Outreach will follow Christ into new outreach

Friday, April 25, 2008

Pujian untuk-Mu selamanya

“Puji- pujian selamanya hanya dalam nama Tuhan.” Apakah maksudnya “Pujian dalam Tuhan?” Adakah ia hanya bermaksud kita berterima kasih kepada Tuhan ke atas perkara yang baik berlaku dalam kehidupan kita sahaja?


Sememangnya penting, memuji Tuhan lebih dari segalanya. Bermaksud memuji Dia kerana siapa Dia sama seperti apa yang telah dilakukanNya.


Ia bermaksud kita telah menerima khabar gembira Yesus sebagai juruselamat kita dan akan tinggal bersama Dia selamanya di syurga.

Tuhan menyayangi setiap kita dan Dia sungguh baik dan kita harus katakan bahawa kita amat mencintai Tuhan.

Walau dalam godaan dan cobaan, Tuhan sentiasa mendampingi kita setiap saat dan masa walau di mana kita sekali pun.

Dia adalah Bapa syurgawi kita dan senantiasa menyanyangi kita semua.

Minggu ini, kita berdoa;

  • Terima kasih Tuhan di atas setiap kelimpahan dan kasih yang diberi
  • Memuji Tuhan dan beritahu Dia betapa kita juga menyanyangi dan merindui Dia
  • Memuji Dia dan menyanyikan lagu lagu cinta kepada-Nya

Sunday, April 13, 2008

10 Things Every New Believer Needs To Know

Here are 10 key things every new believer in Christ should know. Each one is presented in a short, 2 minute video by Dr. Jim Denison, a noted pastor and teacher. You’ll enjoy — and learn from — each of these short videos that will share key truths that can help you in yoru Christian life.

We are God child

There are certain key things that every new believer in Christ should know. The first is that you are God's child -- God loves you! You can be sure that God loves you forever.

You can also know that God loves you so much that He came searching for you, even when you are lost. The parable in the Bible of the woman with the lost coin tells us this. "Suppose a woman has ten silver coins and loses one. Does she not light a lamp, sweep the house and search carefully until she finds it? And when she finds it, she calls her friends and neighbors together and says, 'Rejoice with me; I have found my lost coin.' In the same way, I tell you, there is rejoicing in the presence of the angels of God over one sinner who repents."

In the same way, God gave His only Son Jesus Christ so that we might come to have eternal life. Let us pray that: you and I will have God's heart of love for those who do not know Christ.

God's love for us is wonderful! Let us share His love for the world with those who do not know Him.

Church Season

Written by Bitesuchi
Monday, 31 March 2008
seasonChristians use the Liturgical year to name the religious or spiritual dimension in the natural seasons, months, weeks and days. The First Sunday of Advent begins the year that is broken into seasons: Advent, Christmastime, Lent, Eastertime and Ordinary Time.

Catholics mark, name and celebrate special feast and seasons with gusto and color in a Liturgical Year, but the liturgical year is not primarily about vestment colors, ashes and palms, poinsettias and Easter lilies. The liturgical year is the Church's way of providing a glimpse of the way God's time breaks into our time.

The liturgical year also marks time through the weekly readings and feast days. Scripture readings tell the stories of God's faithfulness and Jesus' life, death and resurrection; special feast days recognize events in Jesus' life as well as the lives of Mary and the saints.

Advent
Christmas
Ordinary Time
Lent
Easter

LAGU TEMA SYD2





Lagu Tema
Print E-mail
Written by Administrator
Friday, 07 March 2008

JADILAH SAKSI-KU

Tuhan curahkanlah kuasa Roh-Mu
Satukan kami dan semua bangsa
Agar berani menjadi saksi-Mu
Menolak semua kuasa kejahatan

(Chorus)
“Janganlah takut, bukalah hatimu!
Kamu akan menerima kuasa
Bila Roh Kudus turun ke atas kamu
Pergilah! Bersaksilah atas Nama-Ku”

Dengan satu suara bernyanyi (dengan satu suara bernyanyi)
Bersyukur dan memuji Nama-Mu (bersyukur dan memuji Nama-Mu)
Bantu kami menyebarkan kasih-Mu
Di mana saja kami berada
(Ulang Chorus)

(Bridge)
Roh Kudus turun ke atas ku
Kuasailah hidup ku
Menjadi saksi-Mu
Yang kudus dan berkenan pada-Mu..
(Ulang Chorus)

Lirik oleh: Main Organising Team
Melodi oleh: Genevieve Wong
Susunan lagu oleh: Roger Wang
Penyanyi: Theodora Aloysius & Sr. Dora Obod

Pesanan Bapa Suci


Pesan Bapa Suci Benedict 16 Sempena Hari Belia Sedunia ke-XXII Di Sydney, Australia. “Kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksi-saksiKu”(Kis 1:8)

Para sahabat belia yang saya kasihi,

1. Hari Belia Sedunia yang ke-XXII

Saya selalu mengingati dengan penuh gembira tentang beberapa perayaan yang kita adakan bersama di Cologne pada Ogos 2005. Di akhir perayaan yang masih terukir dalam jiwa dan sanubari saya, yang merupakan suatu manifestasi iman dan semangat yang tidak boleh dilupakan, saya telah membuat temujanji dengan kamu untuk bertemu di Sydney pada tahun 2008. Ini merupakan Hari Belia Sedunia yang ke-23 dan temanya ialah: “Kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksi-saksiKu”(Kis 1:8). Dalam persiapan rohani bagi pertemuan kita di Sydney, tema yang menjadi landasan persiapan rohani kita ialah Roh Kudus dan Misinya.

Pada tahun 2006, kita memfokuskan perhatian kita pada Roh Kudus sebagai Roh Kebenaran. Dalam tahun 2007, kita mendalami makna Roh Kudus sebagai Roh Pengasih. Kita akan terus merenungkan dan mendalami pengertian kita tentang Roh Kudus ini dalam menuju ke Hari Belia Sedunia 2008, iaitu Roh Ketabahan dan Kesaksian yang memberikan kita kekuatan untuk hidup berdasarkan pada nilai-nilai Injil dan untuk menyebarkannya dengan penuh keberanian.

Oleh itu amatlah penting bagi setiap anda, para kaum muda, untuk merenung di dalam komuniti-komuniti anda bersama dengan mereka yang bertanggungjawab terhadap pendidikan anda tentang Roh Kudus atau Roh Yesus, Agen Utama kepada sejarah penyelamatan. Dengan demikian, anda akan mampu mencapai matlamat-matlamat berikut: [a] untuk mengenali identiti Roh yang sebenarnya, terutamanya dengan cara mendengar Sabda Tuhan yang diwahyukan dalam Alkitab; [b] untuk lebih menyedari akan kehadiran-Nya yang berterusan dan aktif dalam kehidupan Gereja, terutamanya apabila anda menemui semula melalui sakramen-sakramen inisiasi Kristian (iaitu Pembaptisan, Penguatan dan Ekaristi) bahawa Roh Kudus itu merupakan “jiwa”, nadi utama dalam kehidupan Kristiani; [c] untuk bertumbuh dalam pengertian yang lebih mendalam dan penuh sukacita akan Yesus, dan pada masa yang sama, mempraktikkan Injil itu di milenium ketiga ini.

Dalam pesan ini, saya dengan sukacitanya memberikan garis panduan untuk meditasi anda sebagai renungan sepanjang tahun persiapan ini. Dengan cara demikian, anda dapat menguji sedalam mana iman anda terhadap Roh Kudus, menemukan-Nya semula jika iman itu telah hilang, meneguhkannya jika ia sudah lemah, menghayatinya dalam kesatuan bersama Bapa dan Putera-Nya, Yesus Kristus, oleh karya kuasa Roh Kudus.

Jangan lupa bahawa Gereja, dan sebenarnya semua bangsa manusia (orang-orang di sekitar anda pada masakini dan mereka yang menunggu anda di masa yang akan datang) mengharapkan banyak dari anda, kerana dalam diri anda, anda memiliki karunia yang teragung dari Bapa iaitu Roh Yesus.

2. Janji Roh Kudus dalam Alkitab

Mendengarkan Sabda Allah dengan penuh perhatian dan pengertian berdasarkan misteri dan pekerjaan Roh Kudus membawa kita kepada sesuatu yang besar serta renungan inspirasi yang mengilhamkan, yang akan saya simpulkan di sini:

Beberapa ketika sebelum Kenaikan Yesus ke Syurga, Yesus bersabda kepada para Rasulnya: “Dan Aku akan mengirimkan kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.” (Luk 24:29). Peristiwa ini terjadi pada Hari Pentekosta ketika mereka berdoa bersama Bonda Maria disuatu tempat. Pencurahan Roh Kudus pada Gereja merupakan pemenuhan janji oleh Allah, yang sudah dinyatakan-Nya dan dipersiapkan seperti yang terkandung dalam seluruh Perjanjian Lama.

Dalam lembaran Kitab Suci pertama, sebenarnya sudah dinyatakan bahwa Roh Kudus itu digambarkan sebagai angin “yang bergerak di seluruh permukaan air” (ruj Kej 1:2). Dinyatakan bahawa Allah telah menghembuskan nafas kehidupan ke dalam hidung manusia. (ruj Kej 2:7) Selepas manusia pertama jatuh dalam dosa dan terciptanya dosa asal, karya Roh Allah yang memberikan kehidupan jelas kelihatan dinyatakan beberapa kali dalam sejarah penyelamatan manusia, memanggil para nabi untuk memperingati para bangsa terpilih agar kembali kepada Allah dan mentaati segala perintah-Nya.

Nabi Yehezikel dalam visi-nya yang jelas, Allah, dengan kuasa Roh-Nya, mengembalikan kehidupan orang Israel, yang diumpamakan seperti “tulang kering” (ruj 37:1-14 . Nabi Yoel meramalkan “pencurahan Roh itu adalah untuk semua orang, tidak ada yang terkecuali.” Ia menulis: dan akan tiba masanya, Aku akan mencurahkan Roh-Ku pada semua manusia...juga kepada hamba-hambaku lelaki dan perempuan, pada hari itu Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas mereka ” (3:1-2). ”setelah genap waktunya” (ruj Gal 4:4), malaikat Tuhan mengumumkan kepada seorang perawan dari Nazaret bahwa Roh Kudus, ”kuasa dari yang Maha Tinggi” akan turun keatasnya dan menaunginya. Oleh itu anak yang akan dilahirkan itu adalah kudus dan disebut Anak Allah. (ruj Luk 1:35). Nabi Yesaya menyatakan bahwa Mesias itulah yang dinyatakan dan Roh Kudus Tuhan akan tinggal didalam-Nya. (Yesaya 11:1-2;42:1). Nubuat ini dinyatakan semula oleh Yesus ketika di Bait Allah di Nazareth yang juga merupakan permulaan karya pelayanan-Nya kepada umum. Kepada semua yang mendengarkan-Nya kekaguman, Dia mengatakan: ”Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab itu Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan khabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang – orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” (Luk 4:18-19; ruj Yes 61:1-2).

Bercakap di hadapan umum, Yesus merujuk kembali nubuat para Nabi yang mengatakan: ”Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” (Luk 4:21). Dan sekali lagi, sebelum kematian-Nya di Salib, Dia memberitahukan kepada para Rasul-Nya beberapa kali tentang kedatangan Roh Kudus, sebagai ”Kaunselor”, yang mana misinya adalah untuk memberikan kesaksian terhadap Kristus dan mendampingi orang-orang beriman dalam pengajaran dan membimbing kepada Kebenaran. (ruj Yoh 14:16-17, 25-26; 15:26; 16:13)

3. Pentekosta, Permulaan Pengutusan untuk Misi Gereja.

Pada petang hari kebangkitan-Nya, Yesus menampakkan diri kepada para murid-murid-Nya, “Ia menghembusi mereka dan berkata ”Terimalah Roh Kudus” ( Yoh 20:22). Dengan kuasa yang luar biasa, Roh kudus turun ke atas para Rasul pada hari Pentekosta. Kita membaca dalam Kisah Para Rasul, “Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.( Kis 2:2-3)

Roh kudus memperbaharui Para Rasul dari dalam diri, memenuhi mereka dengan kuasa yang mampu memberi mereka keberanian untuk keluar dengan berani memberitakan “ Kristus telah wafat dan telah bangkit!” Bebas dari rasa takut, mereka secara terbuka bersaksi dengan penuh keyakinan. (ruj Kis 2:29; 4:29,31). Si nelayan yang penakut menjadi berani untuk memberitakan Injil. Malah orang-orang yang tidak mempercayai mereka tidak dapat memahami bagaimana orang yang “tidak terpelajar dan orang yang dilihat tidak mempunyai apa-apa” (ruj Kis 4:13), boleh menunjukkan keberanian dan dapat menghadapi segala cabaran, kesusahan, penderitaan serta penindasan dengan penuh sukacita. Tiada apa yang dapat menghalang mereka.. Orang lain yang cuba menghalang mereka supaya diam, mereka jawab: “ tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata – kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar.”( Kis 4:20), Inilah bagaimana Gereja lahir, dan bermula pada hari Pentekosta, Gereja tidak berhenti untuk menyebarkan Khabar Gembira, “sampai ke hujung bumi” (Kis 1:8).

4) Roh kudus, Jiwa Gereja dan Dasar Kesatuan

Sekiranya kita hendak memahami misi Gereja, kita mesti kembali kepada pengertian “Upper Room” di mana para rasul tinggal bersama – sama. (ruj Lk 24:49), berdoa dengan Bonda Maria, sambil menantikan kedatangan Roh Kudus seperti yang dijanjikan. Situasi yang digambarkan semasa kelahiran Gereja ini harus dikekalkan sebagai sumber inspirasi yang meneguhkan bagi setiap komuniti Kristian. Karya apostolik dan misionari berhasil bukan berasaskan program dan langkah pastoral yang disusun secara rapi dan cekap, tapi hasil dari komuniti yang bersatu dan mendoakannya. (ruj Evangeli Nuntiandi 75). Lebih lagi, untuk misi menjadi lebih berkesan, komuniti itu harus bersatu “sehati dan sejiwa.” (ruj Kis 4:32), dan mereka harus bersedia untuk menjadi saksi kasih dan sukacita yang di tanamkan oleh Roh Kudus dalam hati para umat-Nya. (ruj Kis 2:42), Pelayan Allah iaitu Yohanes Paulus II menyatakan dalam tulisannya bahwa “sebelum bersaksi melalui tindakan, Misi Gereja adalah untuk bersaksi dan memancarkan hidup yang menerangi orang lain. (ruj Redemptoris Missio, 26). Tertullian memberitahukan kepada kita yang inilah yang terjadi di awal kehidupan orang-orang Kristian dimana orang kafir bertobat kerana melihat orang Kristian yang hidup dalam cintakasih.. “Lihatlah bagaimana mereka mengasihi satu sama lain.” (ruj Apology, 39 No.7) .

Untuk menutupi penerangan Sabda Allah di dalam Alkitab, saya mengajak anda bagaimana Roh Kudus karunia yang terbesar yang diberikan oleh Allah pada manusia, dan yang merupakan kesaksian terbesar akan kasih-Nya pada kita, kasih yang diungkapkan secara istimewa sebagai “ya kepada kehidupan” seperti yang diingini oleh Allah untuk setiap ciptaan-Nya. “Ya pada kehidupan” dinyatakan melalui Yesus dari Nazaret dan kemenangan-Nya mengalahkan kejahatan yang juga merupakan penyelamatan manusia.

Dalam hal ini, jangan kita lupa bahawa Injil Yesus, oleh kuasa Roh Kudus, tidak disingkatkan kepada fakta semata-mata, sebab ia memang dimaksudkan “khabar baik untuk orang miskin, pembebasan untuk yang ditawan, penglihatan untuk yang buta..”

Daya hidup dapat dilihat pada hari Pentekosta, ia menjadi rahmat dan peranan Gereja untuk memberitakan kepada dunia, misi yang utama. Kita adalah buah-buah kepada Misi Gereja melalui karya Roh Kudus. Kita membawa bersama dalam diri kita tanda akan kasih Bapa dalam Yesus Kristus iaitu Roh Kudus. Janganlah kita melupakan hal ini kerana Roh Tuhan selalu mengingati setiap individu, dan berharap, terutama melalui anda kaum muda, untuk menghembuskan angin dan menyemarakkan api dalam Pentekosta baru di dunia ini.

5. Roh Kudus sebagai “Guru kehidupan rohani”

Para sahabat belia yang saya kasihi,

Pada hari ini Roh Kudus berterusan berperanan di dalam Gereja, dan sejauhmana buah-buah Roh berkelimpahan bergantung kepada seluas mana kita bersedia membuka kepada kuasa-Nya yang menjadikan semua baru. Atas sebab ini, amatlah penting agar setiap kita mengenal siapakah Roh Kudus itu, membina hubungan dengan-Nya dan membenarkan diri kita dibimbing oleh-Nya. Bagaimanapun dalam hal berikut persoalannya adalah : “Siapakah Roh Kudus itu bagi saya”?. Fakta menyatakan bagi kebanyakan orang Kristian adalah Ia masih “perkara besar yang tidak diketahui”. Oleh kerana itu, dalam persiapan kita untuk Hari Belia Sedunia kelak, saya menjemput anda semua untuk mengenali “Roh kudus dengan lebih mendalam secara peribadi. Dalam pernyataan iman, kita menyatakan “Aku percaya akan Roh Kudus, Tuhan Allah yang memberi kehidupan,yang diteruskan dari Bapa dan Putera” ( Nicene – Constantipolitan creed). Ternyata benar, Roh Kudus, Roh kasih Bapa dan Putera, adalah sumber kehidupan yang menjadikan kita kudus, ”kerana kasih Allah dicurahkan ke dalam setiap hati melalui Roh Kudus yang diberikan kepada kita semua” (Roma 5:5).

Namun begitu, adalah tidak memadai hanya mengetahui Roh, kita harus menerima-Nya sebagai pembimbing jiwa kita, sebagai “guru dalam hidup” yang memperkenalkan kita kepada misteri Tritunggal, kerana hanya Roh saja yang mampu membuka diri kita kepada iman dan membenarkan kita hidup sepenuhnya setiap saat hidup kita. Roh kudus mendorong kita dalam perhubungan dengan sesama , menyalakan api cinta kasih, dan menjadikan kita para misionari kemurahan Allah. Saya yakin dan percaya, anda kaum muda bahwa dalam hati anda terletak suatu penghormatan besar dan kasih terhadap Yesus, dan keinginan anda untuk bertemu dan berbicara dengan-Nya. Sesungguhnya, satu hal yang perlu kita ingati adalah kehadiran Roh Kudus dalam diri kita menyakinkan, mengangkat dan membina peribadi kita seperti Yesus yang tersalib dan bangkit. Oleh itu, marilah kita mengenal Roh Kudus dengan lebih mendalam agar kita juga dapat mengenal Yesus dengan lebih mendalam.

6. Sakramen Penguatan dan Ekaristi

Kamu mungkin bertanya, bagaimana kita membenarkan diri diperbaharui oleh Roh Kudus dan bertumbuh dalam hidup kerohanian? Jawapannya seperti yang anda tahu, melalui sakramen-sakramen, kerana iman lahir dan dikuatkan dalam diri kita melalui Sakramen-Sakramen terutamanya inisiasi kristian; Pembaptisan, Penguatan dan Ekaristi; di mana ia saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan. (ruj KGK 1285), kebenaran ini berkenaan tiga sakramen sebagai perintis hidup kristiani kita, yang semakin diabaikan oleh kebanyakan orang kristian. Mereka melihatnya sebagai satu peristiwa yang berlaku di masa lalu dan berlalu tanpa memberi apa-apa impak yang jelas terhadap diri mereka sekarang , seperti akar yang kekurangan kesegaran hidup. Ia berlaku pada kebanyakan golongan muda yang tidak menghidupi iman mereka selepas menerima Sakramen Penguatan

Ada juga golongan muda yang belum pernah menerima sakramen tersebut. Namun melalui sakramen Pembaptisan, Penguatan dan seterusnya, dalam pembentukan selanjutnya; Ekaristi, Roh kudus menjadikan kita anak-anak kepada Bapa; adik beradik kepada Yesus; ahli Gereja-Nya, menjadi saksi Injil; dan menikmati sukacita iman. Oleh itu, saya mengundang anda untuk merenung apa yang telah ku tulis. Masa ini adalah satu keperluan untuk melihat semula Sakramen Penguatan dan kepentingannya didalam aspek pertumbuhan rohani kita. Mereka yang telah menerima Sakramen Pembaptisan dan Penguatan seharusnya mengingati bahawa mereka adalah ”Bait pada Roh Kudus; Allah tinggal dalam mereka. Anda harus sedar mengenainya dan berusaha agar ia menghasilkan buah-buah kekudusan. Mereka yang telah dibaptis tetapi belum menerima sakramen Penguatan, persiapkanlah diri untuk menerimanya, sedarlah melaluinya kita menjadi kristian yang ”lengkap”, kerana Penguatan melengkapi, rahmat Pembaptisan. (Ruj KGK 1302 – 1304)

Penguatan memberi kita kekuatan yang istimewa dalam kesaksian dan memuliakan Tuhan dalam seluruh kehidupan kita. (Ruj Roma 12:1). Ia menjadikan diri kita kepunyaan Gereja iaitu”tubuh Kristus”, di mana kita menjadi anggota-Nya yang hidup, dalam perpaduan dengan sesama. (Ruj 1 Kor 12:1) Dengan membenarkan hidup dipimpin oleh Roh Kudus, setiap yang telah dibaptis mengambil bahagian dalam memberi sumbangan untuk pembangunan Gereja mengikut karisma yang diberikan oleh Roh, ”kepada setiap yang dikaruniakan pernyataan Roh untuk kepentingan bersama” (1 Kor 12:7). Apabila Roh berkarya, Dia memberikan buah kepada jiwa; seperti kasih, kegembiraan, damai, kesabaran, murah hati, kesetiaan, kelemah-lembutan dan pengawalan diri, (Gal 5:22). Kepada anda yang belum menerima Sakramen Penguatan saya dengan penuh sukacita mengajak anda untuk bersedia menerimanya, dan memohon bimbingan para paderi. Ia adalah saat yang istimewa penuh rahmat yang diberikan kepada Tuhan untuk anda. Jangan lepaskan peluang ini.!

Saya mahu menambah sedikit mengenai Ekaristi.Untuk bertumbuh dalam hidup kristian kita, kita perlu disegarkan oleh Tubuh dan Darah Kristus. Pada hakikatnya, kita telah dibaptis dan dikuatkan dengan Ekaristi.( KGK 1322, ) ”sumber dan kemuncak” hidup Gereja, Ekaristi adalah ”Pentekosta abadi”, setiap kali kita merayakan Ekaristi kita menerima Roh Kudus yang menyatukan kita lebih dekat dengan Kristus dan menjadikan kita sama seperti-Nya. Para sahabat belia yang saya kasihi, sekiranya anda mengambil bahagian dalam perayaan Ekaristi, meluangkan masa anda berdoa dihadapan Sakramen Maha Kudus, Ekaristi yang menjadi pusat cintakasih, maka ia akan memberi anda kegembiraan dalam penyerahan hidup anda sesuai dengan Injil. Dalam masa yang sama ia menjadi pengalaman bagi Roh Kudus memperbaharui dan memenuhi kita dengan kekuatan bila kita lemah serta menjadikan kita saksi- saksi; yang disemangati oleh kebangkitan Kristus.

7. Misi -- satu keperluan dan tindakan segera

Ramai golongan muda-mudi melihat hidup mereka dengan kekuatiran dan mengajukan banyak pertanyaan tentang masa depan mereka. Dalam kekuatiran mereka bertanya: bagaimana kita menyesuaikan diri dalam dunia yang dipenuhi ketidakadilan dan segala macam penderitaan? Bagaimana seharusnya kita bertindak terhadap sikap yang mementingkan diri dan keganasan yang berterusan? Bagaimana kita dapat memberi makna hidup sepenuhnya? Bagaimana kita dapat memastikan buah-buah Roh seperti yang dinyatakan di atas (no.6): ”kasih, kegembiraan, kedamaian, kesabaran, murah hati, baik hati, lemah lembut dan mengawal diri dapat menguasai dunia yang terluka dan rapuh, khasnya dunia kaum muda? Dalam keadaan apakah yang membolehkan Roh yang memberi kehidupan semasa penciptaan dan khususnya semasa penebusan menjadi jiwa baru bagi umat manusia? Janganlah kita lupa, lebih besar anugerah Allah – dan anugerah Roh Yesus adalah anugerah yang terbesar -- lebih besar keperluan dunia untuk menerimanya dan justru itu lebih sungguh dan berangsang misi Gereja dalam menjadi saksi yang boleh dipercayai.

Anda golongan muda, melalui Hari Belia Sedunia anda mengambil bahagian dalam misi tersebut. Melaluinya, saya mengingati anda, beberapa kunci kebenaran untuk direnungkan. Sekali lagi saya mengulangi hanya Kristus yang dapat memenuhi keinginan yang tersemat dalam hati setiap insan. Hanya Kristus boleh menjadikan umat manusia berperikemanusiaan dan menuju sifat ”Ketuhanan” .Melalui kuasa Roh-Nya, Dia menanam kasih suci dalam diri kita, yang membolehkan kita mampu mencintai sesama kita dan bersedia melayani sesama kita. Roh Kudus menerangi kita, menampakkan Kristus yang disalibkan dan bangkit, dan mengajak kita bagaimana hidup seperti-Nya, supaya kita menjadi ”rupa dan alat kasih yang mengalir dari Kristus” (Deus Caritas Est 33). Mereka yang membenarkan diri dipimpin oleh Roh memahami bahwa meletakan diri pada pelayanan Injil bukan sesuatu pilihan tambahan sebab mereka sedar akan keperluan untuk meneruskan khabar gembira ini kepada orang lain.

Namun begitu, kita perlu ingat, bahawa kita hanya boleh menjadi saksi Kristus sekiranya kita membenarkan diri dipimpin oleh Roh Kudus iaitu ”perantara utama dalam penginjilan” (ruj Evangeli Nuntiandi,75) dan ”perantara utama dalam misi” (ruj Redemptoris Missio,21).

Para sahabat belia yang saya kasihi,

Bapa suci yang terdahulu, Paul VI dan Yohannes Paulus II, dalam beberapa pertemuan menyatakan bahwa, mewartakan Injil dan bersaksi terhadap iman adalah satu keperluan pada masa kini.( Ruj Redemptoris Missio,1). Sesetengah orang berfikir bahwa menyatakan iman kepada orang lain yang tidak seiman adalah sikap yang tidak mempunyai toleransi tetapi ini bukanlah persoalannya kerana menerima Kristus bukanlah sesuatu yang harus dipaksakan kepada orang lain. (Evangeli Nuntiandi).

Tambahan pula, 2000 tahun lalu, 12 Rasul telah memberikan hidup mereka supaya Kristus dikenali dan dicintai. Dalam abad seterusnya, Injil berterusan disebarkan oleh kaum lelaki dan wanita yang diilhami oleh semangat Misionari yang sama. Malah pada masa kini juga, ada keperluan untuk menjadi pengikut-pengikut Kristus yang dapat memberikan waktu dan tenaga mereka demi pelayanan Injil. Ada juga keperluan untuk golongan muda yang disemaraki semangat kasih Tuhan untuk menyahut panggilan yang mendesak ini, seperti teladan yang diberikan oleh para sangti dan para kaum muda terberkati di masa-masa yang lalu.

Bagi anda khasnya, saya menyakinkan anda kaum muda, bahwa Roh Yesus sedang memanggil anda kaum muda – mudi untuk menjadi pembawa khabar baik Yesus kepada situasi hidup kaum muda sekarang. Kesukaran yang dihadapi oleh kaum dewasa untuk memahami dan masuk dalam dunia kaum muda adalah satu tanda bahwa Roh Kudus menghendaki anda mengambil peranan tersebut. Kamu tahu apa yang mereka inginkan, bahasa dan segala kelukaan hidup mereka, impian serta harapan dan pada masa yang sama keinginan pada kebaikan yang anda dapat fahami dalam lingkungan hidup anda. Ini akan membuka luas dunia golongan muda mengenai perasaan, jiwa, pekerjaan, pendidikan, pengharapan dan penderitaan...setiap anda harus memiliki keberanian berjanji kepada Roh Kudus bahawa anda akan membawa sekurang-kurangnya satu orang muda kepada Yesus Kristus satu perkara terbaik anda lakukan, dapat ”menjelaskan kepada setiap orang sebab untuk tetap mempunyai pengharapan disebalik keadaan hidup yang sukar dijelaskan, namun lakukan ia dengan kelemah-lembutan dan penuh hormat”. (ruj 1 Pet 3:15).

Dalam mencapai matlamat ini, para sahabat belia terkasih, anda harus menjadi kudus dan menjadi misionari, kerana kita tidak dapat pisahkan kekudusan dari misi (Redemptoris Missio, 90). Jangan takut menjadi misionari yang kudus seperti Santo Francis Xavier yang menjelajah ke Timur dalam memberitakan Berita Gembira sehingga setiap sukatan kekuatan digunakan, seperti Santa Theresa dari Anak Kecil Yesus sebagai misionari walaupun tidak pernah meninggalkan konven Karmelite. Kedua-duanya adalah ”Penaung Misi”.

Bersedialah meletakkan hidup anda dimana seharusnya untuk menerangi dunia dengan kebenaran Kristus, untuk menyahut dengan kasih kebencian dan kesia-siaan hidup;mewartakan harapan akan Kristus yang bangkit di segenap pelusuk dunia.

8. Mewujudkan ”Pentekosta baru” di dunia.

Sahabat belia yang saya kasihi,Saya berharap akan bertemu anda semua di Sydney pada Julai 2008. Ia akan menjadi kesempatan untuk mengalami kepenuhan kuasa Roh Kudus. Datanglah beramai-ramai bagi menunjukkan suatu pengharapan dan memberi sokongan komuniti Gereja di Australia yang telah menyiapkan kedatangan anda. Kepada golongan muda yang menjadi tuan rumah, ini merupakan peluang untuk menyebarkan keindahan dan khabar baik Injil kepada segenap lapisan masyarakat yang lebih menumpukan hidup kepada perkara dunia. Australia, seperti di Oceania, perlu menemukan akar kristiani. Dalam Post – Sinod Apostolik di Oceania , Sangti Papa Yohanes Paulus II menulis: “melalui kuasa Roh Kudus, Gereja Oceania adalah dalam persiapan kepada penginjilan baru kerana manusia masa kini kelaparan akan kasih Kristus...Penginjilan baru adalah keutamaan bagi Gereja Oceania. (no.18).

Saya mengajak anda untuk memberi masa berdoa dan pembentukan rohani anda dalam perjalanan anda menuju ke Hari Belia Sedunia 23, supaya di Sydney nanti anda dapat diperbaharui dalam janji yang anda ungkapkan semasa pembaptisan dan Penguatan. Kita bersama memohon Roh Kudus, dengan yakin memohon Tuhan anugerah “Pentekosta baru” untuk gereja dan seluruh umat manusia dalam millenium ketiga. Semoga Maria, bersatu dalam doa dengan para Rasul di “ruangan atas”, menemani anda sepanjang bulan dan para kaum muda Kristian untuk memperoleh pencurahan Roh kudus dengan hati yang berkobar-kobar. Ingatlah: Gereja meletakkan kepercayaan terhadap-anda!

Kami para pastor, berdoa agar anda mencintai dan membawa orang lain mencintai Yesus lebih dari segalanya dan semoga anda mengikuti-Nya dengan setia. Dengan rasa terharu, saya memberkati anda semua dengan kasih yang mendalam.

Friday, April 11, 2008

God's Passion For Oneness

God's Passion For Oneness
by Jon Walker

"If you love me, you will keep my commandments."

(John 14:15 HCSB)



When Jesus speaks of love, he allows no room for sentimental fantasy or momentary emotion. He sees love through the eyes of the Father, and from this point of view he deeply understands that true, eternal, godly love is bold and strong, but also painful, messy, and sacrificial.

A love of this strength and magnitude can only take root in the soil of abandonment. We abandon our rights, our thoughts, and our schemes. It was this total and uncompromising abandonment to God that led Jesus to say and do only what the Father told him to do. (John 14:10) It was this uncompromising abandonment that led him to the cross.

If we are to become just like Christ, then we also must be abandoned to the Father. We must line up with the thoughts and plans of God so closely that we appear to be "at one" with him, just as a married couple, deeply abandoned to each other, appear to live as one. Through abandonment, we walk so closely with God that, when people see us, they see the Father at work.

Jesus is teaching this abandonment when he says, "If you love me, you will keep my commandments." In other words, he's not demanding that you be obedient; rather, he's telling you that love for him should compel you to embrace his purposes.

The Jesus way is that you obey God's commands because you love God, not because you must obey God. By actively pursuing the purposes of God, you worship your Creator.

This also gives you a Christ-like perspective on the daily details of your life, turning every decision into a moment of adoration for God. When you let someone else take the parking space, when you stand behind a promise that proves more costly than you imagined, when you extend hospitality to the cranky neighbor next door – these are moments of worship to God because you are choosing to be obedient to his purposes, rather than doing things your own way. Even choosing not to sin becomes an act of worship, as it brings you into closer alignment with God's commands.

What does this mean?

· As you face decisions today, ask God to show you which path will be an act of worship to him. Then (I know this is easier said than done), move where he tells you to move.

· As you take this step, keep your eyes sensitive to God's grace and presence in the moment. Do this throughout the day, keeping a log so you can track your movement toward oneness with God and his purposes.

Sunday, April 6, 2008

RUFUS WAINWRIGHT - Hallelujah




I’ve heard there was
A secret chord
That David played, and
It pleased the Lord
But you don’t really care
For music, do you?
It goes like this:
The fourth, the fifth
The minor fall, the major lift
The baffled king
Composing Hallelujah
Hallelujah, Hallelujah
Hallelujah, Hallelujah

Your faith was strong
But you needed proof
You saw her bathing
On the roof
Her beauty and the
Moonlight overthrew you
She tied you to a kitchen chair
She broke your throne
And she cut your hair
And from your lips
She drew the Hallelujah
Hallelujah, Hallelujah
Hallelujah, Hallelujah

Maybe I’ve been here before
I know this room
I’ve walked this floor
I used to live alone
Before I knew you
I’ve seen your flag
On the marble arch
Love is not a victory march
It’s a cold and
It’s a broken Hallelujah
Hallelujah, Hallelujah
Hallelujah, Hallelujah

There was a time
You let me know
What’s really going on below
But now you never show
It to me, do you?
I remember when
I moved in, you
Your holy dark
Was moving too
And every breath we drew
Was Hallelujah
Hallelujah, Hallelujah
Hallelujah, Hallelujah

Maybe there’s a God above
And all I ever
Learned from love
Was how to shoot
At someone
Who outdrew you
It’s not a cry
You can hear at night
It’s not somebody
Who’s seen the light
It’s a cold and
It’s a broken Hallelujah
Hallelujah, Hallelujah
Hallelujah, Hallelujah

Hallelujah, Hallelujah
Hallelujah, Hallelujah